Sumaterapost.co | Pringsewu – Pemberitaan dalam sengketa harta warisan tentang pemberitahuan pengosongan rumah yang disampaikan oleh POSBAKUM dengan didampingi Kepala Pekon dan perangkat pekonnya, disanggah oleh POSBAKUM maupun pihak pekon Mataram.
Sanggahan POSBAKUM dan perangkat pekon Mataram yang disampaikan oleh Napoleon , melalui WhatsApp,Jum’at (14/4), menyatakan, Dengan ini kami pekon Mataram mengklarifikasi soal pemberitaan tersebut agar tidak menjadi kegaduhan untuk warga pekon Mataram. Terkait pengosongan rumah pekon dan Posbakum tidak pernah memerintahkan atau menyarankan untuk pengosongan, kami datang untuk hal sesuai surat dari Penasehat H ukum (PH) Martini:
1.Yang meminta untuk komunikasi kepada PH Martini untuk bertemu dengan Martini demi terwujudnya jalan penyelesaian yang baik
2.Jika itu tidak direspon maka martini minta dikosongkan tanah tersebut
Dan apa yg kami jelaskan saksinya bisa ditanya langsung oleh pihak Kosimin yang bahwa inti dari kedatangan kami menyarankan untuk keluarga kosimin rapat keluarga dan segera bertemu dengan Martini.
Kenapa demikian ini perlu diketahui secara bersama dan secara luas demi tegaknya sebuah keadilan sebab kosimin dan sudiharjo setiap pekon meminta hadir tidak pernah mau datang, setelah 1. pertemuan pertama yang disana tercipta kesepakatan masing-masing pihak yang digagas Posbakum. Namun 1 Minggu kemudian pihak Sudiharjo mesomasi Martini dan terjadi pertemuan di pekon dan tidak ada titik terang malah mengingkari kesepakatan awal.
Akhirnya Posbakum persuasif ke PH Sudiharjo, Kosimin yaitu DR.Can Nurul Hidayah S.H.M.H maupun ke PH Martini sudah nyaris ketemu titik terang
Dimana pekon menginginkan masalah ini dapat kembali selesai di tingkat pekon mengingat:
1.keduanya warga pekon Mataram
2.masih saudara dari perkawinan
Dan yg tidak kalah penting dengan tidak bermaksud merendahkan siapapun kami pekon dan Posbakum mengetahui kondisi sosial para pihak yg bersengketa
Jelas menang jadi arang kalah jadi abu
Dan ini telah diamini oleh PH Kosimin DR.Can .Nurul Hidayah bahkan beliau juga sangat setuju dengan gagasan itu dan beliau juga ini ide yg saya harapkan
Dan Posbakum pun telah bertemu langsung dengan Martini yang di dampingi PHnya Andri Mahdyian Syarif.S.H.M.H apakah ada ruang perdamaian dan jalan baik dalam masalah ini. Martini menyatakan masih, saya hanya kecewa kenapa kesepakatan awal di ingkari jadi kalau mereka mau datang minta maaf ya masih di maafkan
Atas pertimbangan itu pula kami kerumah kosimin dan ada surat dari PH Martini
Dan sekali lagi saya langsung menyarankan kepada anaknya Kosimin ajak keluarga rapat untuk segera temui Martini kan masih budhenya.
Jadi mereka juga jangan menceritakan sepenggal saja kan ada vidionya saat kami datang kenapa saya bertanya soal nilai bangunan karena prihatin jika masing- masing berkeras .
Benar adanya PH kosimin yang baru ini ada hubungi Posbakum via pesan wa dan langsung saya call balik sedikit saya ceritakan mengenai duduk perkaranya dan permintaan mereka untuk di pertemukan kembali dengan Martini kami lakukan dengan pekon mengundang kembali ke 2 belah pihak , tapi Martini kali ini yang tidak datang .
Sebenarnya pekon ingin ke dua belah pihak melalui PHnya masing-masing duduk bareng bersama merumuskan jalan penyelesaian yang baik setelah sepakat barulah dihadirkan Kosimin dan yg lainnya serta Martini sehingga pertemuan itu sudah dingin dan clear
Jadi pertemuan itu berkualitas,
Pada prinsipnya pekon tidak ingin ada kegaduhan yg mengganggu ketenangan pekon Mataram kearifan lokal yang sudah terbangun sejak pekon itu dibuka harus dijaga dan dihormati oleh semua pihak. Ungkap Napoleon Posbakum Pekon Mataram melalui whatsAppnya.
Pada pemberitaan di Sumaterapost.co sebelumnya diketahu, Pemberitahuan untuk mengosongkan rumah, dikatakan kuasa Hukum Kasimin, setelah dua hari dilakukan pematokan, datanglah Kepala Pekon Mataram dan Posbakum yang bernama Napoleon, beserta bayan untuk memberitahu pada keluarga Kasimin bahwa mereka ada surat dari ibu Martini yang dititipkan kepada Posbakum Pekon untuk mengosongkan rumah yang ditempati Kasimin.
Informasi yang berhasil dihimpun, saat pertemuan Posbakum menyampaikan, “Berapa habis biaya pembangunan dua rumah ini. Kerena mau dikosongkan”. Pertanyaan Posbakum yang bernama Napoleon, dijawab lah oleh Yeni selaku menantu Kasimin habis uang nya banyak, kemudian Yeni menjelaskan, kalao pak Napoleon bilang surat Martini yang di titipkan pada Posbakum Pekon yang berisi pengosongan rumah tidak diberikan kepada keluarga pak kosimin takutnya keluarga kosimin shok, kata Yeni menirukan ucapan Napoleon. (tim)




