Sumaterapost.co | Pringsewu – Kabupaten Pringsewu diusia ke-13 Tahun ini masih dibutuhkan terobosan dan lompatan dalam berinovasi pembangunan agar bisa bersaing dengan kabupaten/kota lainnya, serta perlu adanya pembenahan signifikan di bidang teknologi informasi.
Karena jejak digital Kabupaten Pringsewu tidak up to date, hal ini di katakan Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) Palgunadi, saat menyampaikan pengantar pada diskusi publik terbatas dalam rangka memperingati hari jadi PDI Perjuangan dan HUT ke-13 Kabupaten Pringsewu, di Hotel Urban Style by Front One, Jum’at (1/4).
Diskusi publik terbatas yang di gelar PDI Perjuangan Kabupaten Pringsewu, mengambil tema Refleksi dan Reorientasi Pembangunan, Penguatan Peran dan Visi Bersama Birokrasi, DPRD, Partai Politik serta Lembaga Sosial Kemasyarakatan di Kabupaten Pringsewu.
Dihadiri Bupati Pringsewu, Sujadi, Sekda Drs. Heri Iswahyudi, Rektor UMPRI, Drs. Wanawir, kepala Bappeda Pringsewu, Fadoli, Ketua DPC PDI Perjuangan beserta beberapa anggota DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan, serta para undangan lainnya dari pimpinan partai politik di Kabupaten Pringsewu, akademisi, organisasi pers, Mahasiswa serta Ormas dan OKP yang ada di Kabupaten Pringsewu.
Moderator diskusi publik, Grace Purwo Nugroho dalam pengantarnya mengatakan, sepertinya kurang lengkap karena Ketua DPRD Pringsewu di undang namun tidak hadir dan diwakilkan oleh Aris dari PDI Perjuangan.
“Namun tidak mengurangi makna dari diskusi refleksi sesuai dengan tema Refleksi dan Reorientasi Pembangunan, Penguatan Peran dan Visi Bersama Birokrasi, DPRD, Partai Politik serta Lembaga Sosial Kemasyarakatan di Kabupaten Pringsewu,” ungkap Grace Purwo Nugroho.
Pada kesempatan itu Ketua PDI Perjuangan, Palgunadi selain memberikan cataan hasil refleksi selama 13 tahun hingga saat ini akan mengakses data pada Website Pemda Kabupaten Pringsewu tidak Up to date, juga mengakui bahwa Pringsewu di usianya yang menginjak 13 tahun saat ini, sangat berbeda dengan saat awal pembentukan kabupaten dahulu, yakni semakin maju dan berkembang.
“Sebagaimana diketahui bahwa tujuan pemekaran daerah pada hakikatnya adalah dalam rangka pemerataan pembangunan dan untuk mendekatkan rentang kendali disamping sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Mencermati kondisi yang ada, pihaknya menarik kesimpulan bahwa APBD Kabupaten Pringsewu selama ini sudah menggambarkan perkembangan positif dari tahun ke tahun, terutama dalam hal peningkatan PAD dan keseimbangan belanja operasional pegawai dengan belanja pembangunan.
Namun demikian, tantangannya ada pada peningkatan signifikan PAD dengan optimalisasi dan maksimalisasi potensi yang ada.
“Bidang-bidang prioritas seperti pendidikan, kesehatan dan infrastruktur juga sudah mendapatkan porsi yang memadai dalam APBD. Tantangannya adalah keseimbangan perhatian terhadap bidang masa depan generasi manusia, yaitu budaya dan lingkungan hidup,” bebernya.
Palgunadi menegaskan, Pemkab Pringsewu dapat membuat terobosan dan lompatan dalam ide pembangunan agar Pringsewu bisa bersaing dengan kabupaten dan kota lainnya.
“Perlu pembenahan signifikan di bidang teknologi informasi, supaya semua prestasi dan jejak digital Kabupaten Pringsewu tidak hanya terekam dengan baik, tetapi juga mudah diakses oleh semua pihak,” ungkap Palgunadi.
Ketua DPC PDI Perjuangan yang juga penah menjadi wakil Rakyat di DPRD Propinsi Lampung ini, memberikan contoh tidak Up To date data di website Pemkab Pringsewu, saat dirimya hendak Mengakses data tahun 2017 atau 2019 yang muncul bukan data di tahun tersebut.
Sementara itu, Bupati Pringsewu Sujadi
mengatakan, Pringsewu sejak dulu merupakan daerah yang terbilang tenang dan tenteram meskipun terdiri dari bermacam-macam suku bangsa dan agama serta kepercayaan.
“Kehidupan masyarakatnya cukup dinamis,” katanya.
Baik di bidang pendidikan maupun kesehatan, lanjut bupati, juga terbilang maju dengan tersedianya berbagai fasilitas.
“Lembaga pendidikan mulai dari TK hingga universitas tersedia. Begitupun sarana kesehatan terdapat 5 rumah sakit, baik RSUD maupun swasta,” bebernya.
Bupati Pringsewu juga menyampaikan konsep dalam menata wilayah Pringsewu, yang sebagian besar masih didominasi areal pertanian, yakni di tengah kota ada sawah, dan di tengah sawah ada kota. Lebih lanjut ditambahkan bupati bahwa Kabupaten Pringsewu yang saat ini berpenduduk lebih dari 400 ribu jiwa ini sangat terbuka menerima investasi.
“Silakan bagi para investor yang ingin berinvestasi di Kabupaten Pringsewu, peluangnya sangat terbuka lebar. Selain berpotensi menjadi kota besar, SDM Pringsewu cukup mumpuni, yang pasti, visi Pringsewu adalah visinya provinsi dan pusat,” ujar Sujadi.
(Andoyo)




