Sumaterapost.co, Bogor – Pemkot Bogor rerouting (penggabungan trayek), reduksi (peremajaan) hingga konversi (3 angkot menjadi 1 bus). Program tersebut diakselerasi untuk tidak saja mengurangi angkot mulai 1 November tahun ini. Untuk memberikan sarana dan prasarana transportasi yang nyaman.
“Proses ini dilakukan dengan skema scraping menggunakan alat berat serta mencabut izin trayek bagi 147 unit angkot dan digantikan menjadi 49 unit bus berukuran sedang,” kata Walikota Bima Arya Selasa (2/11/2021)
Dijelaskan angkot-angkot tersebut dibesituakan, sebagian lagi diplathitamkan dan tidak boleh beroperasi mengakut penumpang. Jumlah angkot di Kota Bogor tercatat masih di angka 3.412 unit. Terjadi pengurangan dan ditargetkan menjadi 3.066 unit hingga 2022 mendatang.
“Nanti totalnya akan semakin banyak (yang dikurangi angkotnya digantikan bus) sampai 2024. Angkot secara bertahap dikurangi. Pada suatu saat nanti di pusat kota Bogor tidak ada lagi angkot, hanya menjadi feeder,” ungkap Bima.
Ditegaskan, proses scraping menggunakan alat berat dan akan digantikan bus harus jelas datanya. “Jangan sampai busnya masuk, angkotnya masih jalan. Saya tidak mau ada akal-akalan. Karena sekali lagi, tujuannya mengurangi angkot,” tandasnya.
Untuk tahap pertama proses konversi ini, akan dioperasikan 10 bus Trans Pakuan dengan uji coba di koridor 5 trayek Stasiun Bogor – Ciparigi. Berikut titik pemberhentian BISKITA Trans Pakuan.
Sedangkan jam Operasional bus ini mulai dari 05.00 – 21.00 WIB. untuk tarif, sementara tidak berbayar hingga akhir Desember 2021, penumpang cukup melakukan tap e-money tanpa dikurangi saldo. Tersedia juga fasilitas rak sepeda untuk goweser yang ingin naik bus. (Den)




