Sumaterapost.co | Kangsa – Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh pada tanggal, 21 Februari 2022 kemarin, pemerintah Kota Langsa seharusnya memberikan penghargaan kepada para pengiat pembersihan sampah yang tiap hari, malam dilakukan pembersihan di dalam Kota Langsa, siapa mereka itu yaitu petugas kebersihan sampah pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Langsa.
Para petugas kebersihan sampah tidak kenal waktu, mau hujan, hari libur, mau malam hari terus melakukan pembersihan sampah yang di buang oleh warga Kota Langsa, mereka para petugas kebersihan sampah bekerja tanpa mengeluh, padahal sampah itu sangat kotor dan bau namun mereka tidak peduli, yang penting sampah harus bersih dan di angkut ke tempat pembuangan sampah yang sangat jauh dari perkotaan.
Di sini seharusnya Pemerintah Kota Langsa hadir memberikan penghargaan sebagai bentuk kepedulian kepada para pengiat kebersihan sampah dan jangan jadikan para pengiat sampah ini juga sampah tanpa ada perhatian dari pemerintah Langsa, kenapa?, bagaimana kalau mereka sakit akibat dari kegiatan yang dilakukan setiap saat itu, pernah kah kita berfikir negatifnya yang akan di alami oleh mereka?
Bersihnya sampah, Kota Langsa bisa memperoleh penghargaan dari pemerintah pusat yaitu penghargaan kalpataru. Kalpataru adalah penghargaan yang diberikan kepada perseorangan atau kelompok atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup, Kalpataru artinya pohon kehidupan.
Mengapa pemerintah pada tanggal, 21 Februari setiap tahunnya memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tentu ada sejarahnya berikut sejarahnya
Asal mula Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati setiap tanggal 21 Februari adalah bermula dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup yang mencanangkannya demi mengenang peristiwa di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005 sulam.
Karena pada tanggal itu, terjadi peristiwa Leuwigajah, Jawa Barat di mana sampah dapat menjadi mesin pembunuh yang merenggut nyawa lebih dari 157 jiwa.
Peristiwa tersebut terjadi saaat curah hujan yang tinggi dan diikuti ledakan gas metana pada tumpukan sampah. Akibatnya 157 jiwa melayang dan dua desa yaitu Cilimus dan pojok hilang dari peta karena tergulung longsoran sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir Leuwigajah, Jawa Barat tersebut.
Pada akhirnya tragedi Leuwigajah ini memicu lahirnya HPSN yang diperingati tepat di tanggal insiden itu terjadi. Maka pada tahun 2022 ini Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tanggal 21 Februari memiliki tema “Kelola Sampah, Kurangi Emisi, Bangun Proklim” Pemerintah Kota Langsa sudah sewajarnya memberikan penghargaan kepada para pengiat sampah terutama kepada petugas Kebersihan, karena tanpa mereka sampah tidak akan sampai ke tempat pembuangan akhir yang ada di Gampong Jambo Labu yang jaraknya 20 Km lebih dari Kota Langsa, semoga mereka pengiat sampah tidak mengalami sakit.
(Penulis : Mustafa/Kabiro Sumatera Post.co, Kota Langsa-Aceh)