Sumaterapost.co, Semarang – Teater Lingkar Semarang kembali menaja pentas wayang kulit malam jumat kliwon yang menjadi ikon dan agenda rutinnya. Pergelaran wayang yang diinisiasi Teater Lingkar ini menggandeng Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang dan RRI Semarang.
Pentas akbar yang menghadirkan dalang Ki Aryo Pranowo Widyastoto dari Surakarta digelar di Gedung Sobokartti, Kota Semarang, Kamis (Malam Jumat Kliwon) 4 November 2021 ini disiarkan secara live streaming via kanal Youtube Teater Lingkar Official Semarang, RRI Pro 4 Semarang 88.2MHZ.
Pagelaran wayang kulit malam Jumat kliwon ke -292 ini yang mengusung lakon: “Antebing Kautaman ” sekaligus untuk hiburan malam penutupan Festival Dalang Kota Semarang 2021 yang dibuka Kepala Seksi Atraksi Wisata Disbudpar Kota Semarang Saroso mewakili Kadis Budpar dihadiri Ketua Pepadi Kota Semarang Anang Budi Utomo, Ketum Sobokartti D Soetrisno, Ketua Teater Lingkar Suhartono Padmo Sumarto, tamu undangan lainnya dan masyarakat pecinta wayang dari berbagai daerah.
Kasi Atraksi Wisata Saroso dalam sambutannya, mengatakan, pergelaran wayang kerjasama Disbudpar, Tetaer Lingkar dan RRI ini merupakan salah satu upaya untuk menguri-uri sekaligus ngurupi budaya tradisi wayang. Momen ini menjadi hiburan malam penutupan Festival Dalang Kota Semarang 2021 dan sekaligus menyambut Hari Wayang Internasional.
“Mudah-mudahan Ki dalang dari Surakarta yang tampil malam ini bisa menghadirkan kisah yang menarik untuk ditonton sekaligus bisa menjadi tuntunan,” ujar Saroso sambil menyerahkan tokoh wayang Sumatri sebagai tanda dimulainya pergelaran wayang malam Jumat Kliwon kali ini.
Sementara itu, Ketua Teater Lingkar, Suhartono Padmo Sumarto, berharap kehadiran kembali pentas wayang kulit malam Jumat Kliwon ini bisa mengobati menjadi kerinduan para pecinta wayang kulit yang jarang menonton wayang karena terkendala pandemi. “Kami berharap pecinta seni budaya tradisional Wayang Kulit dapat terhibur kembali. Selamat menyaksikan,meski live streaming, lewat RRI dan Youtube, “ujar Maston panggilan akrab founder Teater Lingkar.
Lakon “Antebing Kautaman” yang dibabar Ki Ki Aryo Pranowo Widyastoto mengisahkan tentang Patih Suwonda alias Sumantri yang hutang nyawa sama adiknya Sukrasana yang terbunuh tanpa sengaja oleh panah ditanganya.
Menurut pengamat wayang yang juga pengampu dalang di Monod Laras (Semarang) Supono , disini. Yang dimaksud dengan Antebing sama dengan beratnya Kautaman yang artinya Kebaikan. Cerita Antebing Kautaman adalah beratnya melakukan kebaikan. “Dalam lakon ini dikisahkan bahwa Rahwana yang juga berjuluk Dhasamuka adalah sosok wayang berkarakter jahat dimana dia mendapat pengajaran dari Harjuna Sasrabahu. “Sura Dira Jayaningkangrat, Swuh Brastha Tekaping Ulah Dharmastuti. Becik ketitik ala ketara Sapa kang mbibiti ala wahyune sirna. Siapa yang menanam pasti akan menuai,” ujar pengajar karawitan di Monod Laras yang karib disapa Supono Jepang.
Dalam lakon ini juga dikisahkan Raden Sumantri yang bagusdan ganteng , tetapi punya adik bernama Sukrasana jelek kayak r aksasa. “Raden Sumatri malu untuk mengakuinya. Padahal keberhasilanya Sumatri jadi Patih di Maespati karena bantuan adiknya Sukrasarana. “Sukrasana adiknya ditundung pulang dengan ditodong Panah. Karena takdir panah itu lepas mengenai dada Sukasarana dan mati,” terang Supono .
Meski hujan mengguyur kota Semarang sejak sore hari, pertunjukan berlangsung meriah dan gayeng. Penonton tak beranjak menuntaskan kerinduannya yang selama ini terkendala pandemi tak bisa menyaksikan pergelaran wayang.
(Christian Saputro)




