Semarang – Perhelata perayaan Paskah oikumene Kota Semarang tahun 2025 berlangsung dengan sukses, meriah penuh makna. Paskah oikumene 2025 ini mengusung tema : “Kebangkitan Kristus Membawa Harapan bagi Semua” ini diisi dengan dua kegiatan ; Karnaval Paskah dan Ibadat Oikumene. Karnaval Paskah yang disaksikan ribuan orang dengan antusias memadati lintasan sepanjang jalan dari Kota Laa hingga Balaikota.
Untuk kegiatan karnaval paskah yang dibuka oleh Wakil Walikota Semarang Iswar Aminuddin dengan start di Jalan Letjen Suprapto depan Gereja Blenduk dengan rute peserta sepanjang Jalan Pemuda finish di depan Balai Kota.
Sedangkan Ibadat yang terdiri oikumene berlangsung di halaman Balai Kota. Selain itu perayaan juga iisi atraksi berupa musik an tari di beberapa titik sepanjang jalan Pemuda juga ada stand UMKM, Bazaar, potong rambut gratis, sembako harga miring,pijat gratis dan sandang murah.
Ketua Panitia Paskah Oikumene 2025 Romo Eduardus Didik Cahyono mengatakan, perayaan Paskah nerupakan momentum perkuat iman dan meneladani hidup Yesus Kristus. Tema perayaan “Kebangkitan Kristus Membawa Harapan bagi Semua” . Dengan peristiwa Paskah harapannya para umat bisa mengikuti teladan-teladan hidup Yesus Kristus.
“Maka dengan KebangkitanKristus ini semoga perayaan Paskah ini semakin menguatkan iman para umat untuk kembali membawa harapan bagi semua,” ujar Romo Didik yang juga Pastor Paroki Gereja St Theresia Bongsari.
Sembari menunggu rombongan karnaval dipanggung utama diisi dengan hiburan antara lain pagelaran musik dari Senopati Band dan Angklung Gereja Atmodirono yang mengumandangkan lagu-lagu rohani. Sebelum dimulai dibuka dengan doa bersama yang dipimpin oleh Romo Didik Cahyono.
Visualisasi happeningart yang mengisahkan jalan salib dipersembahkan dengan ciamik oleh kaum muda dari gereja-gereja di Kota Semarang. Drama yang mengusung kisah kesengsaraan Yesus Kristus ini menarik perhatian umat dan penonton yang menyaksikan pertunjukan di sekitar panggung utama.
Usai pagelaran Walikota didampingi Ketua Panitia Romo Didik, Forkopimda naik panggung utama menerima peserta karnaval. Puluhan rombongan peserta dari gereja-geraja, sekolah-sekolah, organisasi mengikuti Karnaval Paskah 2025 ini. Kemudian disusul dengan puluhan peserta kendaraan hias.
Setelah karnaval selesai Walikota, Forkopimda dan tamu undangan lainnya pindah ke tempat yang telah disediakan halaman Balaikota. Sebuah drama musical bertajuk : “Kembali Ke Cahaya Paskah” digelar. Sbuah dramatisasi tariyang menggambarkan arti paskah sesuai dengan tema yang diangkat.
Wali Kota Semarang Agustian Wilujeng Pramesti dalam sambutannya mengatakan, Kota Semarang ibarat sebuah taman yang penuh bunga, ada anggrek yang harum,mawar yang mempeson, melati yang mungil, dam bunga matahari yang selalu mencari cahaya. Masing-masing bunga punya bentuk, warna,keunikan dan salah satu bunga itu adalah Perayaan Karnaval Paskah pada sore hari ini.
“Saya menyambut panjenengan semua bukan sekadar sebagai tuan rumah Balaikota, namun juga sebagai sesama peziarah iman yang percaya bahwa kasih adalah jembatan paling kuat yang dapat menjembatani perbedaan, menyembuhkan dan membangun harapan,” ujar Agustina.
Menurutnya, karnaval Paskah ini bukan hanya prosesi, bukan pula pertunjukan petunjukan semata. Ini adalah nyanyian iman, persaudaraan dan wujud konkrit dari kerukunan yang telah lama tumbuh mengakar kuat di Kota Semarang. Kita semua wajib bersyukur karena kota ini sebagai melting pot budaya dan etnis.
“Semarang adalah Rahim yang mengandung keberagaman, membesarkan toleransi dan melahirkan harmoni, Tema Paskah tahun ini bukan hanya indah tetapi relevam bagi kita semua. Ibarat menyalakan pelita di rumah yang gulita, memberi kekuatan pada jiwa yang lelah,” ungkap Agusin .
Hari ini, lanjutnya, harapan itu berwujud dalam wajah anak-anak yang bernyanyi, dalam semangat para muda yang membawa salib dalam barisan komunitas disabilitas yang turut berjalan dan melantunkan pujian bagi Tuhan.
Doa bersama dari perwakilan pendeta dan doa untuk negeri dengan undangan lintas agama.Kemudian pada pamungkas acara dilantunkan bersama doa penutup bersama pendeta dan Romo. (Christian Saputro).




