Oleh Christian Heru Cahyo Saputro,jurnalis penyuka musik tinggal di Tembalang, Semarang
Bisma Karisma, mantan personel boyband SMASH, kini telah berkembang menjadi seniman dengan pendekatan lebih mendalam melalui album solo “Rihlah” yang dirilis pada 21 Juni 2024. Album ini memadukan lirik-lirik reflektif, nuansa spiritual, dan warna musik eksperimental, menandai babak baru dalam perjalanan kariernya.
Konsep dan Pertunjukan
“Persinggahan Rihlah” adalah sebuah konsep pertunjukan yang memadukan musik kontemplatif dengan eksplorasi suara, refleksi diri, dan pengalaman spiritual. Bisma berkolaborasi dengan Tridhatu, kelompok eksperimen bunyi asal Semarang yang memadukan riset budaya, frekuensi suara, dan seni pertunjukan lintas disiplin. Pertunjukan ini berlangsung intim di Kedai Nyamin Semarang, dengan penonton duduk lesehan di ruang terbuka yang dipenuhi aroma wewangian alami.¹
Album Rihlah: Sebuah Karya Penting
Album “Rihlah” menjadi karya penting yang memadukan eksplorasi musikal, lirik spiritual, dan kolaborasi dengan musisi lintas genre. Lagu-lagu seperti “Malam” dan “Aamiin” menjadi penanda kedewasaan musikal Bisma. Ia bekerja sama dengan produser seperti Lafa Pratomo, Alyuadi (Heals), dan Rizky Parada (Gaung), serta menghidupkan kembali karya maestro Harry Roesli lewat aransemen baru yang penuh rasa.
Kolaborasi dengan Tridhatu
Tridhatu membawa pendekatan bunyi yang memanfaatkan instrumen bunyi untuk menciptakan suasana yang meditatif dan menyentuh batin. Mereka berkolaborasi dengan Bisma dalam “Persinggahan Rihlah” untuk menghadirkan resonansi yang menyentuh tubuh, jiwa, dan semesta. Proyek mereka, Damalung Blueprint, menghidupkan kembali warisan budaya Gunung Merbabu melalui karya multidisiplin yang mendapat dukungan nasional.
Pertunjukan di Semarang
Pertunjukan di Semarang dibagi menjadi tiga sesi, dengan Tridhatu memulai dengan membawakan karya-karya mereka, kemudian Bisma muncul dengan bunga sedap malam dan memainkan alat musik karinding dan handpan. Sesi ketiga adalah komposisi yang lebih intim, di mana penonton diajak menikmati alunan musik yang mendayu. Bisma juga mengajak interaksi penonton dengan meminta mereka mengungkapkan doa dan harapan pribadi.
Sapaan Rihlah
Penonton juga mendapatkan Sapaan Rihlah, surat personal dari Bisma Karisma, merchandise spesial kolaborasi RIHLAH x Jumbuh, dan circle reflektif bersama Bisma & Tridhatu. Acara ini dibuka oleh grup musik asal Semarang, The Syams.
Dengan “Persinggahan Rihlah”, Bisma Karisma ingin menciptakan momen hangat yang terbuka untuk berbagi cerita, pengalaman batin, dan proses kreatif yang tertuang dalam lagu-lagu “Rihlah”. Ia ingin mengajak audiens untuk tidak sekadar mendengarkan lagu, tetapi juga menyelami makna di balik setiap track yang lahir dari proses perjalanan musiknya selama 15 tahun.(*)




