Sumaterapost.co | Lhokseumawe – Anggota DPD RI asal Aceh H Sudirman atau lebih dikenal dengan sapaan Haji Uma, dua hari yang lalu mengundang Petinggi Bank Syariah Indonesia (BSI) Regional Aceh, untuk mengetahui perkembangan pembiayaan atau kredit usaha rakyat (KUR).
Informasi yang diperoleh sumaterapost co. Rabu (11/1/2023). Dalam pertemuan itu turut hadir Regional CEO BSI I Aceh Wisnu Sunandar yang diwakili Retail Financing Business Deputy BSI Aceh, Saiful Musadir didampingi Deputy Branch Manager BSI Area Lhokseumawe, Yanrizal Fahlevi dan Priority Banking Manager Firdaus.
Sedangkan Haji Uma dalam pertemuan itu didampingi dua staf ahli, Muhammad Daud dan Hamdani alias Matnu. Pertemuan yang berlangsung santai di sebuah kafe, Culture Coffee, Lhokseumawe, Jumat (6/1/).
Saiful Musadir pada kesempatan itu menyampaikan, tentang dana pembiayaan yang disalurkarkan BSI selama tahun 2022 melebihi dari target. Menurutnya target BSI penyaluran pembiayaan pada tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun. “Namun, realisasinya mencapai Rp 2,8 triliun kepada masyarakat yang memilik usaha kategori, mikro dan super mikro,” papar nya.
Penerima pembiayaan tersebut sudah tersalurkan di Kota Banda Aceh, Aceh Tengah, Kota Lhokseumawe dan sejumlah kabupaten/kota lainnya di Aceh. “Sehingga kekurangan sekitar Rp 400 Milyar untuk pembiyaan, BSI Aceh ditarik dari BSI pusat dan kuota lainnya. Untuk usaha mikro dana pembiayaannya Rp 10 sampai dengan 100 juta. Sedangkan untuk usaha super mikro dibawah Rp 10 juta,” ujar Saiful menjawab pertanyaan Haji Uma.
Diharapkan nantinya dengan adanya program tersebut, penerima pembiayaan dapat meningkat usahanya dari super mikro, menjadi mikro, menengah dan kemudian mandiri.
Dalam kesempatan itu Saiful Musadir juga menyebutkan bahwa, BSI pada tahun 2022 menyalurkan dana zakat mencapai Rp 102 milyar melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Zakat ini disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk beasiswa, bantuan desa untuk desa binaan, seperti bantuan kepada masyarakat di kawasan Lamteuba pada usaha minyak nilam.
Saiful juga menyampaikan, BSI di Aceh terus meningkatkan fasilitas dalam melayani masyarakat. “Saat ini, BSI sudah memiliki 693 ATM di Aceh dari sebelumnya pada tahun 2021 sebanyak 690 unit.
Kemudian, mesin Electronic Data Capture (EDC) Merchant EDC mencapai 906 dari sebelumnya 94, kemudan Smart agen BSI yang mencapai 10.945 dari sebelumnya 6.867. Selain itu, QRIS 17.353, dari sebelumnya 7.203, lalu dari BSI Mobile sudah mencapai 524.002 dari sebelumnya 358.181.
BSI Aceh juga berharap, agar sebagiannya dana dari pemerintah kabupaten/kota di Aceh dapat membantu menyalurkannya.
Seusai mendengar paparan itu, Haji Uma menyebutkan, terus berupaya upgrade layanan. Salah satunya adalah mesin ATM BSI mesti diperbanyak di sejumlah kota lainnya di Aceh, terutama yang menjadi tujuan kunjungan wisatawan.“Kita apresiasi upaya peningkatan kualitas layanan yang telah dilakukan BSI di Aceh,” ujar Haji Uma.
Haji Uma juga mengatakan, bahwa nantinya dirinya akan berupaya menyampaikan persoalan yang dihadapi BSI di Aceh ke Kementerian. Semua hal itu, agar BSI ke depan mendapat fasilitas untuk dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
(Raz Azhary)




