Jakarta – Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengirim sinyal kuat akan melakukan reshuffle kabinet.
Ujang mengatakan kemarahan Jokowi terhadap kinerja menteri di kabinet Indonesia Maju merupakan kode.
“Saya melihatnya kode atau peringatan akan ada reshuffle,” kata Ujang pada Sabtu (26/3).
Menurut dosen Universitas Al-Azhar Jakarta itu, sinyal seperti itu bukan sekali saja dilakukan Jokowi.
Sebelumnya kepala negara pernah menyentil kinerja menteri dan kemudian melakukan reshuffle.
“Lihat saja pada reshuffle sebelumnya, Jokowi juga menyentil menteri-menterinya saat rapat kabinet,” beber Ujang.
Pria kelahiran Jawa Barat itu mengatakan reshuffle kabinet akan terjadi, tetapi hanya Jokowi yang tahu waktu eksekusinya.
Ujang memperkirakan perombakan kabinet terjadi dalam waktu dekat.
Mungkin Jokowi sedang cari waktu yang pas. Mungkin sebelum, saat Ramadan, atau setelah Lebaran,” bebernya.
Sebelumnya, Jokowi meluapkan kemarahan ketika menghadiri Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia (BBI) di Bali, Jumat (25/3).
Kemarahan Jokowi tersebut karena banyak kementerian, pemda, dan BUMN yang masih membeli produk luar negeri alias impor.
“Itu bagaimana toh, aduh. Saya detailkan lagi, geregetan saya,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi sebenarnya bisa makin kuat apabila anggaran impor dibelikan produk dalam negeri alias UMKM.
Anggaran pengadaan barang dan jasa di pemerintah pusat mencapai Rp 526 triliun, di daerah Rp 535 triliun, dan BUMN mencapai Rp 420 triliun.
“Coba dibelokkan semuanya ke sini (membeli barang UMKM, red), barang yang dibeli barang dalam negeri, berarti akan ada investasi,” tutur Jokowi. (jpnn)




