Oleh Dr. Hasbullah, M.Pd.I
Dosen Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Sumaterapost.co. Kabupaten Pringsewu, yang namanya terinspirasi dari ribuan pohon bambu (“pring sewu” dalam bahasa Jawa berarti seribu bambu), menyimpan sejarah panjang sebagai lumbung pangan dan sebagai daerah kolonisasi pada masa penjajahan Belanda.
Sekitar tahun 1925, wilayah ini menjadi tempat transmigrasi yang diinisiasi pemerintah kolonial, dengan pendatang mayoritas dari Pulau Jawa yang membuka hutan bambu belantara menjadi lahan pertanian subur. Pengaruh budaya Jawa dan etos kerja keras warga kolonial hingga kini membentuk karakter masyarakat Pringsewu yang kuat, disiplin, dan memiliki tradisi gotong royong yang tinggi.
Segala peninggalan sejarah itu, termasuk jejak sistem irigasi tradisional dan daerah pemukiman lama, masih menjadi warisan penting yang membangun identitas daerah hingga saat ini.
Potensi Pringsewu tidak hanya berhenti pada sektor pertanian dan catatan sejarahnya, melainkan memiliki modal strategis yang besar untuk bertransformasi menjadi Pusat Pendidikan Terkemuka di Provinsi Lampung maupun di wilayah Sumatera bagian selatan.
Keberadaan beberapa perguruan tinggi dan sekolah tinggi, bersama dengan karakter masyarakat yang mengedepankan pendidikan sebagai modal sosial, menjadikan kabupaten ini siap bersaing dalam era digital.
Ditambah lagi dengan lokasi yang strategis dekat ibu kota provinsi Bandar Lampung dan ketersediaan lahan yang memadai, Pringsewu memiliki peluang maju dalam pengembangan ekosistem pendidikan modern yang terpadu dan inklusif.
Menjadikan Pringsewu sebagai pusat pendidikan adalah visi strategis yang ambisius namun realistis. Ini bukan hanya soal menambah jumlah lembaga pendidikan, tetapi membangun sebuah ekosistem yang menarik minat pelajar, pendidik, investor, dan peneliti dari berbagai daerah.
Ekosistem ini harus mampu menciptakan sumber daya manusia unggul yang adaptif terhadap perubahan dan tantangan masa depan, terutama dalam konteks revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0. Dengan sinergi antara pemerintah daerah, institusi pendidikan, sektor swasta, dan masyarakat, Pringsewu bisa menjadi pusat pendidikan inovatif yang memberi kontribusi penting bagi kemajuan daerah dan nasional.
Fondasi dan Potensi Pringsewu
Pringsewu saat ini sudah menunjukkan gejala sebagai daerah yang berorientasi pada pendidikan. Beberapa fakta yang menjadi fondasi gagasan ini antara lain: Pertama, Aksesibilitas dan Lokasi Strategis. Pringsewu terletak tidak jauh dari ibu kota provinsi, Bandar Lampung, dan berada di jalur lintas strategis. Kondisi ini memudahkan akses transportasi bagi pelajar dan staf pengajar dari luar daerah.
Kedua, Keberadaan Perguruan Tinggi. Kabupaten ini sudah memiliki sejumlah perguruan tinggi, termasuk dua universitas yaitu Universitas Muhammadiyah Pringsewu (UMPRI) dan Universitas Aisyah Pringsewu (UAP) serta beberapa sekolah tinggi dan akademi lainnya. Kehadiran institusi ini adalah modal awal yang kuat.
Ketiga, Karakter Masyarakat yang Edukatif. Sejak era kolonisasi, masyarakat Pringsewu dikenal memiliki orientasi yang kuat terhadap pendidikan dan kemajuan. Nilai-nilai budaya yang menghargai ilmu pengetahuan ini merupakan “modal sosial” yang tak ternilai.
Keempat, Ketersediaan Lahan dan Infrastruktur. Dibandingkan kota besar, Pringsewu masih memiliki ruang untuk pengembangan dan pembangunan infrastruktur pendidikan modern dengan biaya yang relatif lebih efisien.
Potensi yang dimiliki Pringsewu harus dikapitalisasi melalui implementasi ide dan langkah konkret yang melibatkan sinergi aktif antara pemerintah daerah, institusi pendidikan, sektor swasta, dan masyarakat, sehingga tercipta kolaborasi dalam mengembangkan infrastruktur pendidikan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta memperluas akses dan pemerataan mutu pendidikan di wilayah ini, langkah ini juga penting untuk mendorong daya saing daerah, kesejahteraan sosial, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Pilar Utama Transformasi: Lima Gagasan Kunci
Untuk mewujudkan Pringsewu sebagai pusat pendidikan, diperlukan peta jalan (roadmap) yang kuat berlandaskan lima pilar utama. Pertama, peningkatan kualitas dan modernisasi institusi pendidikan harus menjadi fokus utama dengan mengedepankan mutu dan integrasi teknologi digital di seluruh jenjang pendidikan, dari SD hingga perguruan tinggi, melalui penerapan sistem seperti Smart School, Digital Campus, serta Learning Management System berbasis kecerdasan buatan. Perguruan tinggi juga didorong untuk mengembangkan spesialisasi unggulan yang relevan, seperti Agro-Teknologi Digital, pariwisata berbasis budaya lokal, kesehatan digital, dan telemedicine, sementara SMK harus bertransformasi menjadi pusat pengembangan talenta siap kerja yang terintegrasi dengan kebutuhan industri lokal.
Kedua, pembangunan infrastruktur dan lingkungan pendidikan yang kondusif sangat esensial, dengan upaya membangun Student Village dan asrama berbudaya, penciptaan zona pendidikan hijau yang ramah lingkungan, serta penyediaan akses transportasi publik yang terintegrasi dan aman bagi pelajar dan mahasiswa.
Ketiga, penguatan jaringan riset, inovasi, dan kemitraan global melalui pendirian pusat inkubasi bisnis dan kolaborasi internasional di bidang pendidikan diharapkan menjadi katalisator kemajuan pendidikan.
Keempat, kebijakan afirmatif berupa program beasiswa unggulan daerah, insentif untuk pendidik berkualitas, serta regulasi pro-edukasi mendukung perluasan akses dan pemerataan mutu pendidikan.
Kelima, peningkatan kualitas sumber daya manusia pendidik menjadi kunci dengan pengembangan program magister dan doktoral lokal serta pelatihan berkala berbasis kompetensi untuk guru dan dosen. Pilar-pilar ini secara sinergis akan menjadi fondasi transformasi pendidikan Pringsewu menuju pusat pendidikan unggulan yang inovatif dan berdaya saing tinggi..
Tantangan dan Solusi
Perjalanan menuju Pringsewu sebagai pusat pendidikan tentu menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait ketersediaan anggaran dan koordinasi antar lembaga. Tantangan anggaran menjadi hal utama karena pembangunan infrastruktur yang memadai serta pemberian insentif bagi pendidik memerlukan biaya besar. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah perlu menerapkan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) secara strategis, serta aktif mencari pendanaan dari pusat melalui APBN, dana hibah internasional, dan membuka peluang investasi swasta. Pendidikan harus dipandang sebagai investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat sosial dan ekonomi berkelanjutan, bukan sekadar biaya rutin yang membebani anggaran.
Selain anggaran, koordinasi yang efektif antar institusi pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, serta lintas sektor pemerintahan seperti Dinas Pendidikan, Dinas Pekerjaan Umum, dan Dinas Penanaman Modal, menjadi tantangan lain yang kerap menghambat kemajuan.
Solusinya adalah membentuk Badan Khusus Pengembangan Pusat Pendidikan Pringsewu yang berfungsi sebagai koordinator tunggal dan one-stop service, sehingga semua program dan kebijakan pendidikan dapat terintegrasi dengan baik. Pendekatan ini akan menjamin keterpaduan langkah dan percepatan implementasi peta jalan pendidikan secara menyeluruh di wilayah ini.
Jika visi pembangunan pendidikan ini terwujud, dampak positifnya akan melampaui sektor pendidikan saja. Secara ekonomi, peningkatan jumlah mahasiswa dan tenaga pendidik akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, termasuk berkembangnya sektor kost/asrama, kuliner, transportasi, dan jasa yang bersinggungan dengan kebutuhan komunitas pendidikan. Ini akan membuka lapangan kerja baru dan bahkan menjadikan sektor pendidikan sebagai salah satu mesin utama penggerak Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pringsewu.
Secara sosial dan sumber daya manusia, Pringsewu akan mengalami transformasi menjadi daerah yang dinamis, multikultural, dan terbuka terhadap inovasi. Arus masuk intelektual dan pelajar meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan daya saing daerah di kancah nasional dan global. Selain itu, Pringsewu dapat menjadi pengekspor talenta unggul yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan kompetensi tinggi, memastikan keberlanjutan pembangunan daerah dan kontribusi penting bagi kemajuan Provinsi Lampung dan Indonesia secara keseluruhan.
Akhirnya, Pringsewu memiliki kesempatan emas untuk mengubah narasinya dari sekadar daerah persinggahan atau lumbung pangan menjadi mercusuar ilmu pengetahuan dan inovasi. Dengan sejarah yang unik sebagai daerah yang dulunya dikenal dengan ribuan bambunya, Pringsewu kini menunjukkan geliat kemajuan terutama di bidang pendidikan. Berbagai institusi pendidikan telah tumbuh dan berkembang, menjadikan Pringsewu daya tarik utama bagi pelajar dari berbagai penjuru. Sebagai sebuah kabupaten yang terus bertransformasi, tantangan dan peluang yang ada menjadi modal kuat untuk menjadikan Pringsewu pusat pendidikan dan inovasi unggulan di Provinsi Lampung dan lebih luas lagi di Indonesia.
Gagasan menjadikan Pringsewu sebagai pusat pendidikan adalah sebuah ikhtiar kolektif yang membutuhkan keberanian dalam visi, ketegasan dalam implementasi, serta partisipasi penuh dari seluruh elemen masyarakat. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk menanamkan pring (bambu) keilmuan yang kokoh, yang akan menjadi fondasi kuat bagi masa depan daerah ini. Dengan semangat tersebut, diharapkan Pringsewu mampu melahirkan sewu (ribuan) sumber daya manusia unggul yang mampu menerangi Bumi Ruwa Jurai dan bahkan Indonesia secara luas.
Momen ini bukan hanya tentang pembangunan infrastruktur pendidikan tetapi juga penguatan budaya belajar dan inovasi yang berkelanjutan, sehingga saatnya Pringsewu benar-benar berdaya melalui pendidikan yang mencerahkan dan membebaskan (ndy).




