Ketua Dewan Kesenian Lampung, Satria Bangsawan, mengatakan pentingnya pelestarian dan juga pemanfaatan budaya daerah, khususnya budaya Lampung.
“Budaya adalah harta, bahkan bisa menjadi investasi. Seperti perusahaan yang menanamkan modal, suatu saat akan memberikan keuntungan. Begitu pula jika negara menanamkan investasi pada kebudayaan dan para budayawan,” katanya.
Ia mengatakan, mengacu pada Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan Tahun 2017, menekankan bahwa budaya perlu dilindungi, dikembangkan, dimanfaatkan, dan dilakukan pembinaan secara berkelanjutan.
Ia menyebutkan bahwa budaya tidak bisa berdiri sendiri, melainkan membutuhkan sinergi dari berbagai pihak.
“Budaya itu tidak bisa jalan sendiri. Harus ada ekosistem yang mendukung, mulai dari pemerintah, seniman, pelaku UMKM, hingga masyarakat. Jika ini terbangun, budaya akan menjadi kekuatan besar bagi pembangunan bangsa,” tambahnya.
Satria mencontohkan tradisi masyarakat Lampung Pesisir saat Idul Fitri, di mana anak-anak berkeliling ke rumah-rumah untuk bersilaturahmi dan menerima hidangan khas seperti lemak dan tape.
Tradisi ini, menurutnya, mencerminkan nilai-nilai berbagi, gotong royong, dan kebersamaan yang kuat dalam budaya Lampung.
“Seni dan budaya harus dikembangkan dalam ekosistem yang sehat. Kalau ini berjalan, maka wisatawan akan datang, ekonomi tumbuh, dan budaya tetap lestari,” ujarnya.(*)




