JAKARTA – Ratusan ton beras Bulog kualitas premium dalam kemasan lima kilo gram disediakan PTPN I untuk Program Gerakan Pangan Murah (GPM) selama dua hari, Jumat-Sabtu (29-30/8/25). Beras yang dibeli dari Bulog itu dijual kepada masyarakat di 75 titik yang berada di sekitar perusahaan. Dengan harga Rp62.500 per kemasan, masyarakat dapat menghemat jika dibandingkan dengan harga di pasar bebas yang mencapai Rp80.000 per lima kilo gram.
Kesertaan PTPN I dalam program ini merupakan dukungan kepada pemerintah dalam mengendalikan harga pangan, memastikan ketersediaan pasokan, dan mengantisipasi gejolak sosial di masyarakat. Lebih dari itu, PTPN I yang merupakan perusahaan perkebunan dengan jumlah karyawan banyak, padat karya, dan berada di kantong-kantong ekonomi baru membutuhkan pasokan yang cukup besar.
“Selama dua hari ini kami kembali membuka lapak penjualan beras Bulog premium dalam Program Pangan Murah (GPM). Bulan lalu kami juga melakukan hal yang sama. Beras dalam kemasan lima kilo gram ini kami jual sesuai harga dasar Bulog, yakni Rp12.500 per kilo atau Rp62.500 per kantong. Kami sangat welcome dengan model distribusi ini karena kami punya karyawan banyak dan tersebar sampai ke pelosok yang membutuhkan kepastian stok, harga standar, dan kualitas terjamin,” kata Teddy Yunirman Danas, Direktur Utama PTPN I di Jakarta, Minggu (31/8/25).
Teddy mengapresiasi cara pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (BPN) dan Bulog yang melibatkan PTPN I dalam mengantisipasi gejolak di masyarakat. Ketersediaan pangan yang cukup, terutama beras, harga yang stabil, dan pasokan yang merata, kata dia, menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas ekonomi di masyarakat.
“Saya sependapat dengan apa yang dilakukan Pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi masyarakat, terutama ketersediaan pangan. Mengandalkan mekanisme pasar memang sangat berisiko, tetapi mengintervensi pasar secara terbuka juga tidak selalu mulus. Nah, dengan melibatkan berbagai lembaga, salah satunya kami (PTPN I) yang punya wilayah luas dan padat karya, sangat efektif mempengaruhi pasar sehingga stabil. Itulah mengapa kami sangat antusias menyambut program ini,” kata Teddy Yunirman Danas.
Teddy menambahkan, pihaknya bersyukur dapat melaksanakan program Gerakan Pangan Murah di beberapa simpul strategis di 75 titik dalam delapan Regional dan puluhan Unit Kerja. Kegiatan ini sekadar menjual bahan pangan dengan harga terjangkau, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian PTPN I terhadap kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasional.
“Kami yakin program ini dapat meringankan beban ekonomi masyarakat dan memastikan mereka dapat memperoleh kebutuhan pangan dengan mudah dan murah.”
Sejak Jumat (29/8/25), sebanyak 75 titik yang ditetapkan sebagai lokasi penjualan beras dengan merek SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) produksi Bulog itu ramai pembeli. Sartiah (41), warga Mugassari, Semarang yang membeli beras SPHP di lapak Kantor Regional 3 Semarang mengaku sangat terbantu dengan adanya pasar pangan murah ini. Ibu setengah baya dengan tiga anak ini menyebut, harga beras yang dijual di lapak SPHP ini tergolong murah untuk kualitas yang cukup baik.
“Ya, lebih murah, lah. Soalnya kalau kita beli di pasar, harga Rp12 ribu itu nggak dapet yang kualitas begini. Kalau nggak salah, yang model begini harganya diatas Rp15 ribuan kalau di pasar. Kalau bisa, ada terus yang begini di sini. Biar nggak repot beli beras,” kata Sartiah.
Sartiah juga menyatakan terima kasih kepada PTPN I Regional 3 yang menggelar pasar murah pangan ini di dalam komplek perusahaan. Ia mengaku, kalau ada pasar murah yang dibuka di dekat pasar atau di tempat umum lainnya, ia enggan ikut mengantre.
“Kalau pas ada pasar murah di pasar, itu biasanya antreannya panjang dan ruwet. Akibatnya juga sering mengganggu lalu lintas karena tidak tertib. Tetapi ini di sini enak. Tempatnya luas dan tertib. Jadi, enggak ruwet,” kata dia.
Hal senada disampaikan Kardiman (47) warga Way Galih, Kecamatan Tanjung Bintang, Lampung Selatan. Ia ikut membeli beras pada Program Pangan Murah yang dibuka PTPN I Regional 7 di Unit Kerja Kebun Kedaton ini karena mendapat informasi dari seorang karyawan perusahaan. Ia mengaku sempat bertanya, apakah Program Pangan Murah itu merupakan bantuan gratis dari PTPN atau harus membeli.
“Saya kan dikasih tahu sama tetangga saya yang kerja nyadap PTPN (PTPN I Regional 7 Kebun Kedaton). Katanya ada bakti sosial. Ternyata bukan bakti sosial, tetapi pasar murah beras. Saya lihat, berasnya kualitas bagus dan harganya lebih murah dari harga pasar. Jadi, saya beli dua sak karena katanya harga beras kan sedang naik,” kata Kardi, sapaan singkatnya. (*)




