Oleh : Dr. Hasbullah, M.Pd.I
Dosen Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Founder Tadarus Kehidupan
Sumaterapost.co | Pringsewu – Seorang yang menjalankan Islam terang saja akan bertahap dalam memahaminya. Iman adalah tahap awal yang pasti akan dilalui, iman menjadi modal utama atas keislaman seseorang dengan cara membaca dua kalimat Syahadat sebagai bentuk persaksian dan komitmen atas penyembahan serta penyerahan atas segala hal dari kehidupan. Tentunya iman tidak begitu saja mengalir, namun ia akan ada dan tetap diiringi dengan mempelajari dalam hal ini pemahaman. Islam yang dipahami dari pendekatan pengetahuan tentunya akan berbeda dalam menjalankan segala bentuk ibadah dalam Islam.
Sehingga dalam Islam pengetahuan menjadi penting sebagaimana surat Al Quran yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. surat Al Alaq 1-5 “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia, Yang mengajarkan manusia dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”. Jelas dan terang bagaimana Islam menempatkan ilmu pengetahuan sebagai pintu utama dalam memahaminya. Disisi lain bahwa tidak ada celah kebodohan dalam Islam selagi manusia terus berjalan bersama dan berada dalam pendidikan.
Mengapa Islam harus dipahami dengan ilmu? Itu pertanyaan yang layak kita sampaikan agar dalam menjalankan keimanan ini tidak menjadi sia-sia dan percuma sebagaimana Rasulullah Saw. sabdakan “Barang siapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim No. 1718). Maka semua dalam Islam dalam hal ini iman harus dijalankan berdasarkan ilmu, agar semua benar dan dapat dipertanggung jawabkan. Selian itu, dengan ilmu akan melahirkan kebaikan-kebaikan dalam Islam yang mungkin tertutup karena cara memahamkan tidak menggunakan ilmu.
Islam dalam ilmu pengetahuan berdiri dan berjalan atas 5 pilar, yang sering kita kenal dengan Rukun Islam sebagaimana Sabda Rasulullah Saw “Islam dibangun atas lima pekara. Satu, Persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad Rasul Allah, dua, mendirikan Shalat, tiga, mengeluarkan zakat, empat melaksanakan ibadah haji, dan lima, berpuasa Ramadhan”. (HR Bukhari dan Muslim). Demikian Islam dalam menyampaikan pada pemeluknya dan orang yang ingin masuk ke dalamnya ada ketentuan untuk ditaati dan dijalankan sebagai bentuk ibadah dan kewajiban.
Puasa Ramadhan Pilar Islam
Puasa Ramadhan menjadi satu dari sekian banyak kewajiban yang merupakan pilar dari bangunan bernama Islam. Ketika seorang menyatakan dirinya Islam dan beriman kepada keislaman tersebut maka ia diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Pada keterangan lain bahwa ibadah puasa di bulan Ramadhan ini pahalanya langsung kepada Allah Swt. sebagaimana Sabda Rasulullah dalam Hadist Qudsi “Setiap kebaikan digandakan sepuluh hingga tujuh ratus kali, kecuali puasa. Karena puasa adalah untuk-Ku dan Akulah yang akan memberikan balasannya”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibadah Puasa Ramadhan yang merupakan pilar Islam yang langsung dinilai oleh Allah Swt dalam pelaksanaannya. Hal ini sesuai dengan perintah puasa Ramadhan langsung dari Allah Swt. dan diabadi dalam Al Quran sebagaimana dijelaskan dalam surat Al Baqarah 183, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan orang-orang sebelum kamu, agar kamu Bertakwa.. Begitulah Al Quran, menjelaskan tentang wajibnya puasa Ramadhan, di mana iman menjadi modal utama, mengikuti contoh dari Nabi Muhammad Saw dan para sahabat Nabi dan hasil akhirnya adalah menjadi orang yang Bertakwa.
Begitu pentingnya ibadah puasa Ramadhan, Imam Al Ghazali membagi puasa dalam tiga tingkatan: puasa umum, puasa khusus, dan puasa sangat khusus. Puasa umum adalah tercegahnya parut dan kemaluan dari memenuhi syahwat. Puasa khusus adalah tercegahnya pendengaran, penglihatan, lidah, tangan, kaki, dan organ tubuh lainnya dari perbuatan dosa. Puasa sangat khusus adalah puasanya hati dari keinginan rendah, memikirkan duniawi, dan tercegahnya dari selain Allah secara universal.
Pembuktian lain dari puasa Ramadhan merupakan pilar keislaman. Bahwa seorang yang beriman dan sedang menjalankan puasa di bulan Ramadhan, ia terputus puasanya di suatu waktu maka harus menggantinya di luar bulan Ramadhan. Sehingga seorang yang berpuasa pasti akan senantiasa berhati-hati dengan segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh jasmani dan rohaninya. Sehingga puasa itu mengantarkan yang menjalankannya untuk dekat kepada Allah Swt. ia merasakan asyiknya berdua dengan Allah Swt. melalui berbagai aneka ibadah dalam puasa. Puasa Ramadhan menjadi pilar Islam sejatinya melahirkan umat Islam yang berkualitas ibadahnya, baik akhlaknya, pemurah dan penyayang, hidupnya sederhana, dan jasmaninya dan rohaninya sehat.




