Pesawaran (Sumatrapost.co) – Putra sulung Ketua DPD PAN Kabupaten Pesawaran Zecki Renaldo yang mendaftarkan diri ke Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten. Pesawaran sebagai calon anggota legislatif (caleg) DPRD Pesawaran di Pemilu 2024 mendatang.
Pendaftaran itu berakhir pada 14 Mei 2024 pada pukul 23.59 WIB lalu di KPU, Zecki Renaldo salah seorang bakal caleg yang akan memperebutkan kursi legislatif di daerah pemilihan (dapil) 2 Kecamatan Negeri Katon.
Zecki panggilan akrabnya merupakan putra sulung Paisaludin, SH. Zecki merupakan alumni SMAN 1 Gedong Tataan.
Ia sehari-hari berprofesi sebagai Ketua LSM LiDIK Pesawaran. Tentunya dengan adanya figur muda atau milenial yang berani menyatakan sikap maju ke DPRD Pesawaran.
“Dengan adanya figur muda ini bisa menjadi motivasi bagi anak muda lain untuk terjun ke dunia politik. Sudah saat nya yang muda menjadi penyambung lidah aspirasi rakyat,” ujar Zecki saat bincang santai di kediamnnya seraya mengatakan dirinya baru-baru ini terjun ke dunia politik.
Menurutnya kaum milenial di era zaman sekarang lebih diminati oleh rakyat, sebab penilaian masyarakat belum terkontaminasi dengan kepentingan kelompok.
“PAN menilai kaum milenial akan memberikan kontribusi terhadap kemenangan PAN nantinya. Tentunya milenial yang diambil adalah yang betul-betul punya potensi untuk berbuat kepada masyarakat,”ungkapnya.
Sementara itu Zecki mengatakan dirinya maju untuk menawarkan solusi paling baik jika duduk di kursi parlemen nanti. Meski ditengah susah payah maju dan menghadapi berbagai tantangan.
“Saya mengakui sebagai caleg milenial lahir di alam yang berbeda dari politisi yang lebih senior. Saya lahir di era kebebasan bukan di era diktator,” katanya.
Menurutnya, caleg milenial punya kelebihan, yaitu membandingkan dua era itu dengan cara pandang yang lebih ideal.
Zecki menilai, caleg-caleg milenial cenderung lebih idealis dalam menghadapi sebuah persoalan. Harapannya, ia bisa menawarkan solusi paling baik jika duduk di kursi parlemen nanti.
Kemudian ia berpendapat, ada isu-isu pada zaman sekarang yang hanya bisa dipahami generasi milenial.
Misal, tentang komunitas, tentang anak muda yang kepusingan cari kerja dan isu UMKM.
“Siapa lagi yang perjuangkan aspirasi mereka kalau bukan sahabat muda?” ungkap dia.
Menurutnya, keberadaan anak muda penting di parlemen sebagai representasi generasi milenial di Indonesia.
“Mereka tidak bisa diwakili oleh politisi yang mengaku berjiwa muda, padahal tidak tahu cara berpikir anak muda,” terangnya.
Meski demikian, bukan berarti dia menafikan politisi senior. Ia mengatakan, pengalaman politisi senior bisa menjadi pembelajaran bagi caleg muda seperti dirinya.
“Jadi saya berpandangan bukan artinya caleg tua enggak perlu maju lagi, enggak juga. Jadi kita saling melengkapi,” katanya.
“Saya terima saran dan kritikan dari senior. Saya enggak bisa menafikan pengalaman mereka yang lebih banyak,”tandasnya. (Zainal)




