Semarang, 28 Oktober 2025 — Hujan ringan yang membasahi pesisir Tambakrejo, Tanjungmas, Selasa pagi itu tidak menyurutkan semangat warga. Nelayan, ibu-ibu kampung, dan para pegiat lingkungan tumpah ruah dalam satu perayaan penting: Panen Raya Kerang Hijau di Rumpon Sejahtera, simbol kebangkitan ekonomi rakyat pesisir.
Kegiatan ini digelar oleh Koperasi Kampung Nelayan Tambakrejo “Sejahtera” bersama Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, WALHI Jawa Tengah, dan FOCUS. Panen raya tersebut merupakan bagian dari gerakan Pesisir Berdaya, Laut Terjaga — sebuah upaya kolektif memulihkan ekonomi pesisir tanpa mengorbankan ekologi laut.
Acara yang berlangsung di Masjid Itikaf Al Firdaus, Kampung Nelayan Tambakrejo, diawali dengan tasyakuran dan dilanjutkan dengan diskusi reflektif mengenai masa depan pesisir. Topik yang diangkat menyentuh persoalan serius: reklamasi, abrasi, penggusuran, serta upaya masyarakat menjaga ruang hidup mereka di tengah tekanan industri.
Menurut Juperta Panji Utama, Sekretaris Divisi DMC Dompet Dhuafa, panen ini merupakan hasil dari proses panjang pemberdayaan.
“Kerang hijau bukan sekadar hasil laut, tapi simbol kemandirian. Masyarakat bisa berdaya dan tangguh jika diberi ruang dan dukungan,” ujarnya.
Ia menambahkan, program Pesisir Berdaya yang diinisiasi DMC Dompet Dhuafa bertujuan mengintegrasikan aspek lingkungan, ekonomi, dan kesiapsiagaan bencana. “Tambakrejo hari ini memberi pesan penting: laut bisa dikelola tanpa merusak, dan manusia bisa sejahtera tanpa menyingkirkan alam,” tambahnya.
Ahmad Baikhaki, Kepala Bagian Lingkungan DMC Dompet Dhuafa, menjelaskan bahwa perubahan lingkungan dan aktivitas industri di sekitar pesisir telah memaksa nelayan beradaptasi. Melalui pengembangan rumpon kerang hijau, warga kini menemukan alternatif ekonomi yang lebih ramah lingkungan.
“Kami mendorong masyarakat memaksimalkan potensi rumpon ini sebagai bentuk resiliensi terhadap krisis iklim,” tuturnya.
Dari sisi lokal, Dani, Ketua Koperasi Tambakrejo “Sejahtera”, menyampaikan apresiasi kepada DMC Dompet Dhuafa dan WALHI Jateng atas pendampingan dan bantuan modal.
“Kini kami memiliki dua rumpon budidaya kerang hijau yakni rumpon “Nusantara bantuan WALHI dan rumpon “Sejahtera” banruan dari DMC Dompet Dhuafa. Ini hasil kerja keras bersama dan bukti bahwa koperasi bisa menjadi penopang ekonomi rakyat,” ujar Dani.
Koperasi Kampung Nelayan Tambakrejo “Sejahtera” juga berencana mengembangkan budidaya air tawar agar lebih banyak warga dapat terlibat. “Kami ingin koperasi ini menjadi rumah bagi siapa pun yang ingin berdaya tanpa harus melaut,” imbuhnya.
Sementara itu, Fahmi Bastian, Direktur Eksekutif WALHI Jawa Tengah, menegaskan bahwa panen ini adalah simbol perjuangan.
“Kerang hijau ini lahir dari keringat rakyat, bukan dari proyek industri besar. Panen ini adalah bukti bahwa kedaulatan ekonomi bisa tumbuh dari bawah,” katanya.
Ia mengenang perjuangan warga Tambakrejo sejak 2019 yang perlahan membangun kemandirian ekonomi melalui koperasi dan rumpon kolektif. “Dulu mereka berjuang di tengah gelombang, kini mereka panen bersama. Ini bukan sekadar hasil, tapi harapan yang tumbuh dari solidaritas,” ungkapnya.
Panen Raya Kerang Hijau di Tambakrejo menjadi lebih dari sekadar panen — ia adalah simbol kebangkitan pesisir, perlawanan terhadap ketimpangan, dan pengingat bahwa laut adalah ruang hidup yang harus dijaga bersama. (Christian Saputro )


