Lampung — Kepengurusan baru Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Lampung kembali menuai sorotan tajam. Tak lama setelah menerima Surat Keputusan (SK) dari KONI Pusat, sejumlah nama dalam struktur pengurus disebut hanya mementingkan kepentingan pribadi, bukan kemajuan olahraga daerah.
Edy Purnomo, pengurus KONI Lampung Utara, secara terbuka mengkritik formasi baru tersebut. Ia menyebut banyak pengurus bukan sosok penggerak olahraga sejati, melainkan hanya “penumpang” yang mencari keuntungan dari jabatan.
> “Banyak yang seolah-olah paham olahraga, padahal hanya ingin ambil untung dari status pengurus KONI,” tegas Edy saat diwawancarai, Sabtu (13/7/2025).
Lebih lanjut, Edy menuding proses pembentukan kepengurusan tidak dilakukan secara objektif. Bahkan, ia menilai ada manipulasi dan tekanan terhadap cabang olahraga (cabor) untuk mendukung perubahan, meski masa jabatan pengurus sebelumnya belum habis.
> “Saya khawatir nasib pengurus KONI kali ini bakal sama—turun di tengah jalan,” ujarnya sinis.
Tak hanya itu, Edy juga menyoroti praktik rangkap jabatan yang kembali mencuat. Ironisnya, para pengurus baru justru menggunakan dalih “pengurus lama juga melakukan hal yang sama” untuk membenarkan langkah mereka.
> “Dulu mereka paling keras mengkritik rangkap jabatan, sekarang malah ikut melakukannya. Jangan jadi pembenar! Harusnya mereka lebih baik dari yang sebelumnya,” tegasnya.
Menurutnya, praktik rangkap jabatan adalah indikasi adanya kepentingan terselubung dan berpotensi melemahkan pembinaan prestasi atlet di Lampung.
> “Kalau begini terus, jangan harap Lampung bisa bicara banyak di tingkat nasional. Kepentingan pribadi jangan sampai menyingkirkan semangat olahraga,” tutup Edy. (yusmu).




