Sumaterapost.co | Aceh Timur – Warga masyarakat Gampong Seumatang Keude Alue Nireh Kecamatan Peureulak Timur Kabupaten Aceh Timur secara bersama melaksanakan gotong royong, Kenduri serta Doa di Makan Teuku Nyak Umar, yang menurut sejarah singkatnya Almarhum meninggal dalam keadaan Syahid di karenakan gugur di medan pertempuran melawan kafir kolonial Belanda.
Keuchik Gampong Seumatang Keude Alue Nireh, Muslim pada kesempatan itu dilokasi makam Kamis, ( 24 Maret 2022 ) menerangkan, sebagai pemangku kepentingan di Gampong (Desa) Seumatang Keude Alue Nireh, merasa memiliki tanggung jawab moral untuk mengajak seluruh warga, baik warga desa dan Alue Nireh pada umumnya agar bersamasama melaksanakan kenduri sekaligus Doa bersama di Makan T. Nyak Umar.
Ia menyebutkan, secara moral kita wajib mengingat sejarah pendahulu kita yang telah mengorbankan jiwa dan raganya dalam berperang melawan kafir belanda yang menghancurkan sendi – sendi dan peradaban termasuk akidah Agama Islam di tanah rencong khususnya di Gampong Seumatang Keude Alue Nireh Aceh Timur ada situs sejarah pejuang yang gugur dan di kebumikan di sini pada 104 tahun yang lalu,” kata Muslim.
Selain itu, yang tak kalah pentingnya bagi generasi penerus, tentunya mereka akan tahu sejarah tempo dulue dan menjadi catatan bahwa di tanah Alue Nireh ada makan pejuang Islam yang gugur atas perlawananya mempertahankan akidah Islam melawan kolonial Belanda kafir.
Sudah berjalan dua tahun kegiatan Doa bersama serta santunan kepada anak yatim di lokasi makam dan untuk selanjutnya telah menjadi agenda rutin setiap jelang Ramadhan, Alhamdulillah saat ini sudah banyak berkembangan di makam seperti pagar dan pemugaran makam telah di lakukan berkat bantian Pemerintah Aceh Timur, Para Politisi dan masyarakat,” terang Muslim.
Ditempat yang sama, Zainal Abidin, selaku Tuha Peut Gampong Seumatang Keude mengilas sejarah singkat Alkisah Almarhum T. Nyak Umar yang makamnya berada di Alue Nireh.
Kisah singkatnya menurut Zainal Abidin, beliu (Alm. T. Nyak Umar red-) berasal dari Banda Aceh saat itu sebutanya Kota Raja, datang ke Aceh Timur turut berjuang melawan kafir kolonial belanda, kejadian pertempuran itu di wilayah kuala parek Sungai Raya, namun T.Nyak Umar pada tahun 1819 M dalam pertempuran beliau gugur dan hanyut terbawa arus ke muara sungai kuala Jengki, mayat Almarhum T. Nyak Umar di evakuasi oleh warga yang melihatnya dan di kebumikan di tanah wakaf Toke Syat yang hari ini kita laksanakan Doa bersama,” Kata Zainal Abidin.
(TB)




