Semarang – Sanggar Seni Sobokartti (Perkumpulan Sobokartti) Semarang dalam rangka merayakan hari jadinya yang ke-92 mempersembahkan Gelar Budaya Tradisi Pertunjukkan Virtual Wayang Orang “Mustakaweni”.
Helat budaya untuk merayakan berdirinya tempat yang dikenal sebagai wahana menguri-uri kesenian Jawa ini, musabab pandemi digelar secara virtual yang bakal diluncurkan, Sabtu, 30 Oktober 2021 di Gedung Sobokartti, Jalan Dr. Cipto 31, Semarang dan bisa diakses di kanal Youtube Sanggar Tari Sobokartti.

Ketua Umum Perkumpulan Sobokartti D Soetrsno didampingi Humas kegiatan Darmadi, mengatakan, Perkumpulan Seni Budaya Sobokartti menaja gelar budaya wayang orang siswa-siswi sobokartti. “Pergelaran wayang orang yang mengusung lakon Mustakaweni ini seluruh pemain, sutradara dan tim produksi sepenuhnya dari Sobokartti, “ ujar D Soestrisno disela-sela pengambilan gambar di Gedung Sobokartti, Minggu (24/10.2021).
Lebh lanjut, D Soetrisno, mengatakan gelar budaya siswa-siswi tari Sobokartti 2021 ini ditaja dalam rangka memperingati hari ulang tahun Sobokartti yang ke-92 sekaligus menyambut Hari Wayang 2021. “Gelar budaya ini merupakan yang kedua kalinya, dan harapannya gelar budaya seperti ini akan menjadi agenda kegiatan Sobokartti setiap tahunnya.” Tandas D Soetrisno.

Penanggungjawab acara sekaligus Humas gekar budaya Darmadi menambahkan , pergelaran wayang orang ini bertujuan untuk menguri-uri , merawat, dan melestarikan sekaligus meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap warisan budaya leluhur. “Muaranya mengajak masyarakat Semarang khususnya agar mau menguri-uri, nguripi dan merasa handarbeni waraisan leluhur salah satunya budaya wayang yang sudah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO,” imbuh Darmadi.
Darmadi lebih lanjut, membeberkan, pergelaran wayang orang (WO) yang mengusung lakon : “Mustakaweni” ini didukung sepenuhnya oleh para penari anggota Perkumpulan Sobokartti. “Para pemain wayang orang ini dan juga pengrawit gamelan pengiringnya para penggiat kesenian di Sobokartti. Ini merupakan salah satu bukti meski masa pandemi kalau Sobokartti yang berdiri 92 tahun lalu masih produktif dan eksis,” terang Darmadi.
Lakon Mustakaweni
Lakon Mustakaweini yang ditaja, ceriita Darmadi, diawali dari Dewi Mustakaweni yang mendapat perintah dari Prabu Bumiloka, Raja kerajaan Hima Himantaka, untuk mencuri pusaka Jamus Kalimasada milik Prabu Puntadewa . Dalam perjalanannya dalam upaya mencuri pusaka Jamus Kalimasada, Dewi Mustakaweni yang memang sakti mandraguna, bisa malih rupa merubah wujudnya menjadi Raden Gatotkaca, putra dari Raden Werkudara,.

Mustakoweni berhasil mencuri pusaka Jamus Kalimasada. Namun dalam perjalan pulang dari Kerajaan Amarta, Dewi Mustakaweni bertemu dengan Dewi Srikandhi, istri dari Raden Arjuna, dan terjadilah perang tanding diantara keduanya. Dalam perang tanding tersebut Dewi Wara Srikandhi mampu mengalahkan Dewi Mustakaweni. Tak kalah akal maka Dewi Mustakaweni lalu melarikan diri terbang dan lari sambil membawa Pusaka Jamus Kalimasada. Dewi Wara Srikandhi yang tidak mampu mengejar Dewi Mustakaweni, lalu pergi melapor kepada Batara Kresna. Dan dalam pertemuan tersebut yang juga dihadiri Pandhawa Lima, sekonyong konyong datang seorang Pangeran yang mengaku sebagai anak dari Raden Arjuna, yang memang gemar sekali memiliki istri dimana-mana.
Maka untuk menguji Raden Bambang Priyambada, maka diujilah sang pangeran untuk bisa mengembalikan Pusaka Jamus Kalimasada kepada Raden Puntadewa. Dalam usaha merebut pusaka Jamus Kalimasada, tidak bisa dielakkan Raden Bambang Priyambada dan Dewi Mustakaweni saling jatuh hati. Maka untuk menguji cinta Dewi Mustakaweni, dimintalah pusaka Jamus Kalimasada untuk dikembalikan kepada Prabu Puntadewa, dan Dewi Mustakaweni tidak keberatan. Namun Prabu Bumiloka yang mengetahui penghianatan adiknya, yaitu Dewi Mustakaweni, maka marahlah Prabu Bumiloka.
Dengan membawa seluruh armada perang nya ,maka terjadilah perang besar antara Kerajaan Amarta yang diserang oleh Kerajaan Hima Himantaka. Karena memang kalah jumlah dan kalah dalam hal kesaktian, maka kalah dan hancur leburlah seluruh pasukan perang kerajaan Hima Himantaka.
Pergelaran akbar wayang orang persembahan Perkumpulan Sobokartti yang mementaskan lakon “Mustokoweni’ ini disutradari oleh Totok Pamungkas. Sedangkan para artis pendukunya ; Anisa Kholifaturahma (Dewi Srikandhi), Diena (Mustakaweni), ikhsan (Raden Puntadewa) , Agus (Raden Werkudara) Aldan,(Raden Arjuna) Rafael (Raden Nakula), Aan ( Raden Sadewa) Larasati (Dewi Drupadi) Resita (Dewi Wara Sembadra), Teguh Riyanto (Raden Gatotkaca), Maulana Ainul Yaqin ( (Prabu Kresna) Yudha Putra Pembayun (Prabu Bumiloka), Adhitya Dharma Putra(Buta Cakil) dan Adhimas WP) . Sedangkan Rahma,Sekar,Gagayu,Cintantya,Yulia,Risma,Ajeng (peran pembantu), Betty, Safera, Eiren Wibi, Ananta, Amanda, Lala (putri-putri) dan Ifa, Etta, Amelia, Novi,Kiki(Gunungan) .
Pertunjukkan ini tentunya dimeriahkan dengan adegan goro-goro dengan kehadiran punokawan Semar(Totok Pamungkas) Gareng (Agus Budi Santosa), Bagong(Sugeng) dan Petruk(Wiwid ). Pengiring pengrawit musik dipandegani Ki Suradji Hadi Sudarmo dengan para pesinden Sumarni, ,Whastu Mahening, dan Pawestri. Sedangkan Videografi dikemas “Lumpia Picture” yang dinakhodai Kusri Handoyo, Lighting oleh Viki Monolog dan Genset dan Sound System Drarizal.
Sebelum pergelaran wayang orang Mustakaweni digelar beberapa tarian pembuka oleh para siswa pelatihan tari Sobokartti.
Jadi,jaga tanggal tayangnya Sabtu, 30 Oktober 2021, mulai Pukul 20.00 WIB jangan sampai terlewat di kanal Youtube Sanggar Tari Sobokartti. Selamat menonton! Monggo ! (Christian Saputro)




