Oleh : Yayang Firdianda Cantika
Mahasiswa Magister Ilmu Pemerintahan, Universitas Lampung
Relasi Language dan Politics
Hubungan antara bahasa dan politik ibaratkan 2 sisi koin yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dimana keduanya saling berhubungan dan berkorelasi didalam memuluskan jalan para politikus untuk meraih tujuan dari berpolitiknya. Bahasa bukan hanya sekedar alat komunikasi, tetapi juga memainkan peran yang penting dalam politik. Bahasa adalah alat yang ampuh dalam wacana politik dan merupakan alat yang ampuh untuk persuasi dan manipulasi dalam politik.
Para pemimpin politik menggunakan bahasa untuk menyampaikan pesan mereka, membentuk opini publik, dan memobilisasi dukungan untuk agenda mereka. Lebih lanjut, Retorika, pidato, dan propaganda adalah contoh bagaimana bahasa digunakan dalam politik untuk mempengaruhi dan membujuk para pendukung politiknya. Politisi menggunakan bahasa secara strategis untuk membingkai isu, membentuk narasi, dan mempengaruhi opini publik. Pilihan kata, nada, dan
retorika dapat memengaruhi bagaimana kebijakan dipersepsikan dan diperdebatkan. Politik sering
menggunakan bahasa dan slogan tertentu untuk membedakan diri mereka dari lawan dan menarik bagi basis mereka.
Selain itu melalui bahasa, ide-ide dan kebijakan politik dapat disampaikan dengan jelas dan efektif kepada publik. Selain itu, bahasa memiliki kekuatan untuk membentuk persepsi dan opini
masyarakat terhadap isu-isu politik. Dalam hal ini, politisi sering kali memanfaatkan bahasa untuk menciptakan narasi yang mendukung kepentingan mereka, baik melalui pidato, kampanye,
maupun media.
Penggunaan bahasa yang tepat dan strategis dapat memengaruhi cara masyarakat berpikir, bersikap, dan bertindak, termasuk dalam proses pemilihan umum. Oleh karena itu, penguasaan bahasa yang baik menjadi salah satu keterampilan penting bagi politisi dalam meraih dukungan dan mencapai tujuannya. Di sisi lain, masyarakat juga perlu memiliki kemampuan literasi politik yang baik agar dapat memahami makna di balik setiap pesan yang disampaikan, sehingga tidak
mudah terpengaruh oleh retorika atau propaganda politik yang sering kali bersifat manipulatif.
Pentingnya Language dan Retorika dalam Membawa Pesan Politik terutama bagi Politisi dan Para pendukung
Bahasa dan retorika pada dasarnya memiliki fungsi atau peranan yang penting bagi para politikus dalam menyebarkan dan menyampaikan pesan politiknya kepada para simpatisan atau para pendukungnya. Dimana bahasa bukan hanya sekedar alat untuk berkomunikasi, tetapi juga sebagai alat untuk membangun perasaan, emosional antara politikus dan masyarakat, khususnya kepada para pendukung atau simpatisannya. Dengan menggunakan bahasa yang tepat, politisi dapat menyederhanakan berbagai isu-isu yang rumit sehingga akan memudahkan masyarakat untuk memahaminya. Selain itu, hal ini juga akan menumbuhkan semangat dan harapan dari masyarakat
terhadap dirinya.
Selanjutnya melalui penggunaan retorika yang cermat, politisi dapat mempengaruhi pandangan dan sikap dari pendukung mereka, serta membangun hubungan yang lebih kuat dengan mereka.
Misalnya, penggunaan kata-kata kiasan atau pribahasa dalam setiap pidato politik dapat membantu memperkuat pesan yang ingin disampaikan serta membuatnya lebih mudah diingat oleh para
pendukungnya.
Selain itu, bahasa yang digunakan dalam pidato politik sering kali harus disesuaikan dengan konteks sosial dan budaya dari para pendukungnya, yang kemudian dapat meningkatkan
efektivitas komunikasi Dalam konteks multi bahasa, seperti di Indonesia dengan beragam bahasa, politisi dituntut agar mampu menyampaikan pesan politiknya dengan menggunakan campuran bahasa yang digunakan oleh para pendukungnya dengan tujuan agar pesan politik yang
disampaikannya dapat tersempaikan dan diingat dengan baik oleh para pendukungnya.
Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang retorika dan penggunaan bahasa yang strategis sangat penting bagi politisi untuk mencapai tujuan mereka serta mendapatkan dukungan dari pendukungnya.




