Tanggamus – Maraknya beberapa sekolah di kabupaten Tanggamus baik sekolah negeri maupun sekolah swasta sering kali mengadakan study tour atau kunjungan karya wisata ke berbagai kota. Namun, banyak orang tua mengeluhkan mahalnya biaya yang harus dibayarkan untuk study tour tersebut, apa lagi dengan tambahan biaya fasilitas transportasi, penginapan, dan lainnya.
Biaya yang dikeluarkan untuk study tour ini menjadi beban tersendiri bagi kebanyakan orang tua siswa/siswi yang berada dalam kondisi ekonomi menengah kebawah.
Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi anggota DPRD Fraksi Gerindra, Romzi Edy yang juga sebagai ketua Komisi IV DPRD Tanggamus. Ia meminta bupati Tanggamus melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tanggamus untuk mengevaluasi dan membuat kebijakan tegas terkait study tour yang dilakukan oleh sekolah-sekolah ke luar kota atau perpisahan Siswa diluar sekolah.
Ia mengungkapkan banyak menerima laporan dan keluhan para orang tua siswa baik melalui pesan WhatsApp pribadi maupun laporan melalui media sosial lainnya terkait kebijakan study tour tersebut. Menurutnya, hal tersebut dihapuskan saja, cukup mengadakan perpisahan secara sederhana dan khidmat didalam sekolahan masing-masing, bahkan surat edaran study tour dari dinas pendidikan dan kebudayaan tanggamus belum dicabut sampai dengan hari ini, dengan ketentuan yang berlaku tapi tidak terlalu tegas melarang.
“Kami menerima aduan dari wali murid, banyak yang mengeluh tentang kegiatan study tour sekolah, karena bagi kebanyakan orang tua siswa kegiatan study tuor menjadi beban ekonomi keluarga mereka, ditambah lagi mengingat kondisi cuaca akhir-akhir ini sedang musim hujan, badai dan petir. Tentunya kondisi ini harus menjadi pertimbangan kita bersama demi keselamatan anak-anak kita, ditambah lagi kondisi infrastruktur jalan hampir disemua daerah sedang tidak baik-baik saja, hal ini juga bisa mengancam keselamatan perjalanan bagi anak-anak yang melaksanakan study tour, “ucap bang romzi sapaan akrab ketua komisi IV DPRD Tanggamus.
Ia menghimbau Pemerintah kabupaten Tanggamus melalui Disdik mengevaluasi kegiatan study tour yang memakan banyak biaya dan membebankan orang tua siswa. “Hasil aduan ke kami variasi ada yang 270rb untuk yang dalam kabupaten, 600rb ke Tanggamus bahkan ada yang berencana keluar provinsi, Pastinya ini memberatkan wali murid kalau misalnya anaknya ada dua orang atau tiga anak, berarti harus membayar berjuta-juta belum menyiapkan untuk biaya makan dan jajan selama di perjalanan,”Jelasnya.
Dengan maraknya aduan dan keluhan dari masyarakat, maka direkomendasikan kegiatan Study tour sekolahan ditiadakan, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta, “Ujar romzi. (Nai)




