Semarang — Rotary Club of Semarang Bimasena menggelar kegiatan Art Jamming sekaligus penyerahan penghargaan kepada peserta pameran dalam rangkaian Wheels of Hope Art Festival 2025, di Tekodeko Koffiehuis, kawasan Kota Lama Semarang, Minggu (14/12/2025). Acara ini berlangsung meriah dan terbuka untuk umum, melibatkan pelajar, mahasiswa, seniman, hingga pemula.
Kegiatan Art Jamming digelar bekerja sama dengan Semarang Sketchwalk, menghadirkan pengalaman melukis langsung dengan model. Menariknya, model yang dilukis adalah Tania, sahabat difabel yang juga menjadi salah satu peserta pameran lukisan. Para peserta tampak antusias mengikuti sesi menggambar bersama, yang berlangsung sejak pukul 09.30 hingga 12.00 WIB.
Ketua Pelaksana kegiatan, Rotarian Antonius, menyampaikan bahwa Art Jamming ini dirancang sebagai ruang pertemuan antara seni, inklusi, dan empati.
Menurutnya, melalui aktivitas menggambar langsung, peserta diajak melihat disabilitas bukan sebagai keterbatasan, melainkan sebagai bagian dari keberagaman manusia yang kaya perspektif.
“Melukis bersama ini bukan sekadar latihan teknis, tetapi sarana membangun kepekaan dan penghargaan terhadap sesama,” ujarnya.
Usai sesi menggambar, Presiden Rotary Club of Semarang Bimasena, Lingga Soentoro, bersama Rotarian Antonius menyerahkan piagam dan medali penghargaan kepada para peserta pameran lukisan Wheels of Hope. Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi seniman dalam menyuarakan isu inklusi dan disabilitas melalui karya seni rupa.
Acara dilanjutkan dengan tamah dan makan bersama, menciptakan suasana akrab antara seniman, penyelenggara, dan undangan. Diskusi santai tentang seni, disabilitas, dan peran komunitas dalam membangun empati sosial turut mewarnai kegiatan tersebut.
Art Jamming ini menjadi bagian dari upaya Rotary Club of Semarang Bimasena untuk menjadikan seni sebagai medium edukasi dan kepedulian sosial. Melalui kolaborasi dengan komunitas seni dan pelibatan langsung penyandang disabilitas, kegiatan ini diharapkan mampu memperluas pemahaman masyarakat tentang pentingnya inklusi dalam kehidupan sehari-hari.
Kawasan Kota Lama Semarang dipilih sebagai lokasi kegiatan karena dinilai memiliki atmosfer yang mendukung dialog seni dan budaya. Kehadiran publik yang beragam menunjukkan bahwa seni inklusif mendapat sambutan positif dan relevan dengan masyarakat perkotaan saat ini.
Melalui rangkaian kegiatan Wheels of Hope Art Festival 2025, Rotary Club of Semarang Bimasena menegaskan komitmennya untuk terus mendorong seni sebagai jembatan empati dan solidaritas sosial. (Christian Saputro)




