Jakarta, November 2025 — Festival film sains terbesar di dunia, Science Film Festival (SFF) 2025, kembali hadir di Indonesia dengan tema “Green Jobs” yang relevan dengan tantangan lingkungan dan masa depan dunia kerja. Digelar sejak 4 hingga 30 November 2025, festival ini berlangsung serentak di lebih dari 80 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia, mulai dari Banda Aceh hingga Waingapu.
Diselenggarakan oleh Goethe-Institut, SFF tahun ini menggandeng berbagai mitra pendidikan dan komunitas lokal, termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, media partner seperti TEMPO, Greeners.co, dan majalah Bobo, serta berbagai sekolah dan lembaga edukasi di Indonesia.
Di Semarang Goethe – Institut bekerjasama dengan mitra lokal Alliance Française Semarang memutar film di SMP Domsav, SD Marsudirini, SD Bernardus dan YSKI.
Semangat Lingkungan dan Edukasi Inklusif.
Mengusung isu Green Jobs —pekerjaan ramah lingkungan yang mendukung keberlanjutan—SFF 2025 bertujuan menanamkan kesadaran lingkungan kepada pelajar sejak dini. Film-film yang diputar mengangkat berbagai profesi masa depan yang ramah lingkungan, seperti insinyur energi terbarukan, ahli konservasi, dan inovator limbah.
Selain pemutaran film, kegiatan festival juga dilengkapi dengan workshop sains interaktif, diskusi, dan aktivitas edukatif di sekolah dan komunitas, yang disesuaikan untuk berbagai jenjang usia.
Distribusi Luas dan Partisipasi Komunitas
Dengan jaringan pemutaran yang mencakup kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya, hingga daerah-daerah terpencil seperti Mamberamo Tengah, Buol Toli-toli, dan Tambokala, SFF 2025 menjadi ajang inklusif yang merangkul semua lapisan masyarakat.
Science Film Festival tidak hanya menghadirkan tontonan yang menghibur, tetapi juga membangkitkan kesadaran tentang pentingnya peran generasi muda dalam menjaga bumi.
Untuk informasi lengkap jadwal dan lokasi, pengunjung dapat mengakses laman resmi Goethe-Institut Indonesia atau media sosial mitra SFF.
“Belajar sains, mencintai bumi, dan membayangkan masa depan dimulai dari satu film.” (Christian Saputro)




