Sumaterapost.co | Jakarta – Menyikapi laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tentang inflasi Provinsi Lampung, yang dilansir dari Sumaterapost.co. 3 Desember 2024 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat inflasi sebesar 0,42 persen secara bulanan (month-to-month/m-to-m) pada November 2024. Inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) tercatat sebesar 1,50 persen, sementara inflasi kalender (year-to-date/y-to-d) mencapai 1,10 persen. Menyikapi hal tersebut, Senator Asal Provinsi Lampung berharap, agar Pemerintah Provinsi Lampung bekerjasama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menjaga agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi dan perputaran ekonomi stabil di akhir tahun 2024 ini.
Dikatakan Almira Nabila Fauzi, dampak inflasi akan menurunkan kesejahteraan masyarakat terutama yang tidak memiliki penghasilan tetap, karena inflasi, harga barang di pasar akan naik, sedangkan penghasilan masyarakat tidak berubah, tentunya hal ini dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat karena daya beli masyarakat menjadi rendah. “Pemerintah mesti menjaga stabilitas harga komoditas utama, apa lagi mendekati akhir tahun kebutuhan masyarakat meningkat, juga ketersediaan BBM karena libur Panjang”kata Senator Generasi Z
Sementara itu Pj. Gubernur Lampung, Samsudin, menyampaikan bahwa capaian ini merupakan hasil dari kerjasama yang solid antara Pemerintah Provinsi Lampung dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). “Tingkat inflasi tahunan Lampung relatif baik dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Kami bersama TPID Lampung terus berkoordinasi dalam menjalankan program-program pengendalian inflasi agar angka inflasi di Provinsi Lampung terus terjaga,” kata Pj. Gubernur Samsudin di Mahan Agung, beberapa hari lalu.
Dikatakan Samsudin, Pemerintah Provinsi Lampung berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga melalui berbagai kebijakan strategis. dengan sinergi antara pemerintah, TPID, dan masyarakat, inflasi diharapkan tetap terkendali, sehingga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Lampung.
Diketahui, dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa Lima komoditas utama penyumbang inflasi tahunan adalah Bawang Merah (0,42 persen), Kopi Bubuk (0,30 persen), Sigaret Kretek Mesin (SKM) (0,24 persen), Bawang Putih (0,18 persen), dan Minyak Goreng (0,10 persen).
Selain itu, inflasi tahunan pada November 2024 sebesar 1,50 persen juga dipengaruhi oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau sebagai penyumbang tertinggi. Kelompok pengeluaran ini mencatat inflasi sebesar 1,70 persen dengan andil sebesar 0,55 persen.
BPS Provinsi Lampung juga mencatat tingkat inflasi year-on-year dan month-to-month pada empat Kabupaten/Kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yang diamati, yaitu Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Mesuji, Kota Bandar Lampung, dan Kota Metro. Inflasi year-on-year tertinggi tercatat di Kabupaten Mesuji sebesar 2,47 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Metro sebesar 1,09 persen. (ando)




