Semarang – Siswa PL Don Bosco unjuk kebolehan gelar pameran lukisan. Helat pameran lukisan. Helat pameran yang mengusung tajuk : “We are Don Bosko” ditaja Exhibition Space 1 di Cafe Nuna Korean Style, Banyumanik, Semarang.
Dalam pameran ini ditaja sekira 10 karya lukisan karya para siswa peserta mata pelajaran ekstra kulikuler seni rupa antara lain karya Ale, Estella, Dominique, Elizabeth, Nael, Jeremi dan Beatrix.
Bersamaan dengan ini juga akan digelar pameran tunggal kelima dari pelukis Giovanni Susanto yang juga pengampu mata pelajaran eskul Seni Rupa Dos Bosco mengusung tajuk : “Hotsukai atawa Saranghaeyo” di Exhibition Space 2, Cafe Nuna Korean Style.
Giovanni di Semarang, Kamis (7/3/24) mengatakan , Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan pada peserta didik untuk menentukan tema pembelajaran sesuai kompetensi yang diminati.
“Hal ini bertujuan untuk mengasah kreativitas siswa dalam mengembangkan proyek pembelajaran. Roh dari kurikulum merdeka ini adalah pelibatan siswa dalam pembelajaran,” terang Giovanni.
Untuk itu, lanjut Giovanni Merdeka juga diejawantahkan dalam proses pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Pangudi Luhur Don Bosco (PL Don Bosco) Semarang. Setiap siswa di PL Don Bosco merdeka menentukan pilihan ekstra kurikulernya yang sesuai dengan passion dan kompetensinya.
Jadi mereka memilih eskul ini karena suka dan sesuai dengan keinginannya. Siswa yang berminat dengan seni rupa difasilitasi untuk ikut eskul ini yang pada muaranya menggelar karyanya pada sebuah ajang pameran,” imbuh Giovanni.
Bersamaan dengan ini juga akan digelar pameran tunggal kelima dari pelukis Giovanni Susanto yang juga pengampu mata pelajaran eskul Seni Rupa Dos Bosco mengusung tajuk : “Hotsukai atawa Saranghaeyo” di Exhibition Space 2, Cafe Nuna Korean Style.
Pengampu mata pelajaran ekstra kurikuler Seni Rupa Giovanni Susanto membabarkan, dengan tema ; We are Don Bosco, para siswa yang mengikuti kelas ini diberi tugas untuk mendalami dan mengamati lingkungan sekitar sekolah mereka.
“Jadi bisa saja tentang lingkungan sekolah, relasi hidup di lingkunga sekitar sekolah atau juga dunia remaja mereka yang tentunya selaras dengan nilai karakter Santo Don Bosco, “ ujar Giovanni yang ksehariannya berprofesi sebagai pelukis.
Diharapkan lewat pengalaman berkarya ini bisa menumbuhkembangkan karakter yang kuat akan nilai-nilai karakter Santo Don Bosko pada diri siswa. Pameran ini juga bicara tentang semangat cinta yang bisa diteladani dari Santo Don Bosco. Tentang kasih Kristus. Semoga pameran bisa menjadi pemantik serta menumbuhkan kecintaan akan nilai cinta kasih Tuhan melalui teladan Santo Don Bosko, semangat serta kepercayaan diri.
“Mereka saya bebaskan untuk berkarya termasuk dengan medianya sendiri. Rerata mereka sebagain banyak bermain dengan seni drawing di atas kertas. Ada 2 buah karya lukisan dengan media Acrylic On Canvas (AOC),” imbuh Giovanni yang juga dikenal sebagai mural artis.
Giovanni menandaskan dengan eskul seni rupa dan pameran ini tak hendak “mencetak” pelukis atau pekarya. Tetapi setidaknya dengan mengikuti proses pembelajaran ini ke depan siswa akan menjadi apresiaan yang baik. (Christian Saputro)




