Sumaterapost.co | Pringsewu – Perguruan Tinggi Institut Bakti Nusantara (IBN) Lampung, melalui Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), menggelar pelatihan
Manajemen Keuangan dan Penyusunan Masterplan Usaha, bagi para pengrajin Mahan Tapis di Pekon Margakaya Kecamatan Pringsewu. Kamis, (28/8/2025).
Ketua Tim PkM, Muhamad Muslihudin, M.TI, mengatakan, Kegiatan ini merupakan bagian dari program PkM yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, Dan Teknologi, Direktorat Jenderal Riset Dan Pengembangan Tahun 2025.
Dikatakan Muhammad Muslihudin.M.T.I, bahwa PkM ini bertujuan memberikan pemahaman dan keterampilan praktis kepada para pengrajin tapis dalam mengelola keuangan usaha serta menyusun rencana pengembangan usaha yang lebih terstruktur dan berkelanjutan
“Selama ini banyak pengrajin tapis yang sudah memiliki kreativitas dan produk berkualitas, namun masih menghadapi tantangan dalam pencatatan keuangan serta perencanaan bisnis. Melalui pelatihan ini, kami ingin membantu para pengrajin agar memiliki masterplan usaha yang jelas, sehingga mampu meningkatkan daya saing serta membuka peluang pasar yang lebih luas,” kata Muslihudin, yang juga sebagai Dekan FTIKOM IBN.
Pelatihan
Manajemen Keuangan dan Penyusunan Masterplan Usaha, bagi para pengrajin Mahan Tapis di Pekon Margakaya, ini menghadirkan, narasumber,
Dr. Dedi Irawan, S.E., M.Esy.
Dalam pemaparannya, Dr.Dedi Irawan, menekankan pentingnya pemisahan antara keuangan usaha dan kebutuhan pribadi.
“Kesalahan yang sering terjadi pada pelaku UMKM adalah mencampurkan keuangan usaha dengan keuangan rumah tangga. Hal ini membuat usaha sulit berkembang karena tidak ada pencatatan yang jelas. Dengan memisahkan keduanya, pengrajin dapat mengetahui posisi keuangan usaha secara riil dan bisa mengambil keputusan bisnis dengan lebih tepat,” jelasnya.
Kegiatan ini juga mendapat sambutan hangat dari Sefriwan Noer, Ketua LKM sekaligus pembina Mahan Tapis Margakaya. Ia menyampaikan apresiasinya terhadap Tim PkM IBN yang telah hadir memberikan ilmu dan pendampingan bagi para pengrajin. “Kami sangat menyambut baik kegiatan ini, karena memang para pengrajin tapis sangat membutuhkan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan dan perencanaan usaha.
Dengan adanya pelatihan ini, kami yakin pengrajin akan lebih siap bersaing dan mampu membawa tapis Margakaya lebih dikenal luas,” ungkapnya.
Sebagai perwakilan peserta, Nila Wati, pengurus Mahan Tapis Margakaya, juga menyampaikan testimoni positif. “Pelatihan ini benar-benar membuka wawasan kami, khususnya dalam hal memisahkan keuangan pribadi dan usaha. Selama ini kami sering kesulitan menghitung keuntungan secara jelas. Dengan adanya pendampingan dari Tim IBN, kami jadi lebih percaya diri untuk menyusun rencana usaha ke depan. Kami berharap pendampingan ini terus berlanjut agar usaha tapis kami bisa berkembang lebih besar,” tuturnya.
Sementara itu, Rektor Institut Bakti Nusantara, Dr. Fauzi, M.Kom., M.E., M.Pd., Ak., CA, memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. “Kegiatan PkM ini adalah bagian dari komitmen IBN untuk hadir di tengah masyarakat, khususnya dalam pemberdayaan UMKM berbasis kearifan lokal. Kami percaya bahwa dengan penguatan kapasitas manajemen keuangan dan penyusunan masterplan usaha, para pengrajin tapis akan semakin mandiri, berdaya saing, dan mampu memperluas jaringan pemasaran. IBN akan terus mendorong kolaborasi akademisi dengan masyarakat agar ilmu pengetahuan benar-benar memberi manfaat,” tegasnya.
Sebagai tindak lanjut, Tim PkM IBN juga akan melakukan pendampingan intensif kepada para pengrajin.
Pendampingan ini meliputi praktik pencatatan keuangan, konsultasi penyusunan masterplan usaha, serta strategi pemasaran digital untuk memperluas jangkauan produk tapis Margakaya.
Para peserta mengaku mendapatkan manfaat besar dari kegiatan ini. Dengan bekal ilmu manajemen keuangan dan masterplan usaha, mereka optimis dapat mengembangkan produk tapis agar tidak hanya dikenal di tingkat lokal, tetapi juga mampu menembus pasar nasional bahkan internasional.
Kegiatan PkM ini menjadi bukti nyata komitmen Institut Bakti Nusantara dalam mendukung pemberdayaan masyarakat, khususnya pelaku UMKM berbasis kearifan lokal. (ndy).




