Sumaterapost.co | Aceh – Membuka sebuah gerai souvernir karya warga Gampong, yang ada di Kota Langsa adalah harapan semua warga yang memproduksi souvernir khas Aceh.
APPUI memiliki rancangan jangka panjang untuk menjadikan kawasan Titi kembar yang sudah berdiri puluhan kios tidak terurus, dengan kehadiran APPUI lain, lokasi tersebut di jadikan kawasan dagangan souvernir karya perajin yang ada di kawasan kota Langsa di jual di gerai tersebut.
APPUI mempunyai pemikiran karena kota Langsa adalah kota jasa, apalagi di kota Langsa mempunyai lokasi wisata yang menarik. Wisatawan datang ke kota Langsa, jika wisatawan kembali ke kota masing-masing dapat membeli souvernir khas Aceh di Lokasi Titi kembar tersebut.
Namun usaha souvernir gerai APPUI hanya, berjalan beberapa bulan saja sejak diresmikan oleh Dinas Koperindag dan sekda Kota Langsa pada September 2021.
Sekarang sudah ditutup sementara oleh pihak APPUI, karena kurang nyaman dan kurang faham warga sekitar lokasi gerai APPUI tujuan didirikannya gerai Souvernir khas Aceh tersebut.
Sehingga kurang aman dari gangguan orang, yang tidak bertanggung jawab dibuktikan dengan hilangnya barang-barang milik gerai APPUI pada malam hari. Membuat pengelolaan gerai souvernir khas Aceh merugi, maka di tutup sementara, jika faktor keamanan terjamin akan di buka kembali.
Ketua APPUI Langsa, Muliati, saat di hubungi, menyebutkan sedang berada di Jakarta, Senin, 11 April 2022. Melalui teleponnya ia mengatakan, di tutupnya gerai Souvernir pengrajin kota Langsa yang sempat buka empat bulan setelah di resmikan karena faktor keamanan lingkungan ditempat itu.
Ia sebutkan, habis semua barang-barang kerajinan yang ada di gerai APPUI di curi orang tidak bertanggung jawab, karena kios gerai tidak ada petugas yang menjaga.
“Barang-barang souvernir karya pengrajin yang di titip jual di gerai, hilang sehingga kami harus menggantikanya, karena resiko tinggi saya tidak berani lagi menerima titip jual souvernir khas Aceh karya pengrajin jika keamanan di lokasi itu tidak terjamin,” sebutnya.
Lanjutnya lagi, dirinya mempunyai pemikiran, bahwa di kota Langsa banyak pengrajin souvernir khas Aceh yang perlu di kelola dan di jual satu pintu yaitu gerai. Maaka APPUI melakukan itu untuk tujuan kemajuan para pengrajin souvernir khas Aceh.
“Dalam usaha ini, tidak ada modal pemerintah, semua modal saya. Pemerintah kota Langsa hanya mendukung dengan menyediakan tempat yaitu kios yang ada diri kembar itu. Pada awalnya lokasi kumuh tetapi dengan kehadiran APPUI agar lokasi bagus dan bersih kami bersihkan, pada awal kami buka usaha gerai sudah ada kemajuan, tapi akhirnya kami tutup sementara karena keamanan tidak terjamin,” sebut Muliati.
Kepala Dinas Koperindag Kota Langsa, Mahlil mengatakan, kios yang ada di Titi kembar itu memang di kontrakan oleh APPUI untuk usaha souvernir khas Aceh. Tidak ada modal pemerintah kota Langsa di gerai itu, modal usaha gerai murni milik Muliaty.
Bahkan walikota Langsa mengatakan, untuk sementara jangan di ambil dulu PAD nya, tetapi sudah berjalan dan maju baru boleh diatur, sebagaimana yang disebutkan kadis koperindag.
Usaha souvernir yang sudah tutup itu akan di buka kembali akhir lebaran nanti. Kadis meminta dukungan media agar usaha souvernir khas Aceh hasil karya pengrajin Kota Langsa dapat di jual di gerai itu, dan para pengrajin setuju karyanya di jual di gerai milik APPUI dan mendapat dukungan Bank Indonesia wilayah Aceh.
“Lntuk masalah keamanan akan kita koordinasikan dengan Satpol PP apakah harus di tempat satpot PP untuk malam hari di lokasi kios-kios Titi Kembar itu, pada intinya kios-kios yang ada di lokasi jalan kita tata kembali, agar para pedagang betah berusaha di tempat itu,” tutup kadis.
(Mustafa)




