Pesawaran (Sumatera Post) – Ratusan warga Dusun Kresno Mulyo, Desa Kresno Widodo, Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, mendatangi balai desa setempat, Kamis 17 Oktober 2024, pagi.
Mereka mempertanyakan terkait pemberhentian Ribut selaku Kadus Kresno Mulyo, yang diberhentikan secara sepihak oleh Kades Kresno Widodo yakni Haryanto.
” Tuntutan warga mendesak agar pak Ribut selaku Kadus Kresno Mulyo kembali bekerja sebagai Kadus.Sebab pemberhentian Ribut dilakukan secara sepihak oleh Kades Kresno Widodo. Sedangkan yang bersangkutan tidak merasa menandatangani surat pengunduran diri,”ujar Sujoko selaku juru bicara dusun tersebut saat melakukan aksinya.
Warga yang menggelar aksi, mengharapkan, Kadus Ribut kembali menjabat sebagai Kepala Dusun Kresno Mulyo.
“Kadus pak Ribut harga mati, tidak bisa dinego lagi. Bila keinginan warga tidak dituruti warga akan bergerak lebih banyak lagi, yang tadinya hanya satu dusun bisa jadi beberapa dusun. Hal itu juga didukung dengan surat penyataan dari masyarakat dusun Kresno Mulyo dengan dibuktikan tanda tangan warga,”ungkapnya.
Sementara itu, Kadus non aktif Kresno Mulyo, Ribut terkait unjuk rasa warga di lingkungannya mengatakan, unjuk rasa yang dilakukan warga Dusun Kresno Mulyo ini, berawal dari salah satu warga bertanya kepada saya, kenapa ada Kadus baru yakni Totok Priyanto, sedangkan warga taunya saya Kadusnya dan lagi dari yang bersangkutan tidak ada pemberitahuan ke warga.
“Ya, mungkin warga merasa jawaban yang saya berikan kurang memuaskan dan lama kelamaan warga bergejolak hingga terjadinya unjuk rasa ini,” terang Ribut saat dijumpai dilokasi unjuk rasa.
Menurut Ribut, terkait hal itu, warga juga mempunyai hak sama, ya sah-sah saja karena saya sudah gak bisa kasih keterangan kewarga terkait munculnya nama Totok Priyanto sebagai Kadus baru tanpa ada pemberitahuan kewarga.
“Bukan hanya itu saja, bergejolaknya warga bertambah sipicu saat warga akan bikin surat jual beli tanah, dan saya arahin ke RT, eh malah warga mau malah ngotot nyuruh saya. Selang beberapa waktu warga menghubungi Kades dan akhirnya dilakukan rembuk dusun, dan pada akhirnya tetap warga tetap menginginkan saya yang menjadi kepada dusun,”terang Ribut menjelaskan kepada awak media.
Setelah kejadian itu, lanjutnya, saya bilang sama pak kades, saya bersama beberapa tokoh akan minta pertimbangan dari pak Camat Tegineneng untuk menindak lanjuti masalah ini.
“Belum juga keinginan terlaksana menghadap pak Camat, saya kena marah oleh beberapa warga, itu luar biasanya marhnya warga, mas..! Dan akhirnya pada bulan 7 kemarin, saya dan salah satu tokoh ngadep pak camat yang mengatakan bahwa saya di suruh ngondusifkan warga berkaitan akan diadaknya Pilbup dan Pilgub dan akhirnya gejolak warga tidak terbendung lagi, ya terjadi seperti ini mas,”cerita Ribut.
Selang beberapa waktu setelah warga melakukan orasi diperempatan Balai Desa Kresno Widodo, kemudian dilakukan proses mediasi kantor desa setempat. Diikuti beberapa perwakilan warga yang ikut unjuk rasa, termasuk Kasus Kresno Mulyo Ribut.
Kades Kresno Widodo, Haryanto serta Babinkamtibmas, Babinsa, dan ketua BPD ikut mendampingi. Dalam mediasi tersebut.
Dalam mediasi atau musyawarah tersebut, salah satu warga mewakili untuk mengutarakan tujuan dari unjuk rasa tersebut.
“Kami minta penjelasan dari Pak Kades, tentang pergantian Kadus kami Ribut digantikan dengan Kadus Totok Priyanto, sedangkan Kadus Ribut belum merasa menandatangani surat pengunduran dirinya.Tapi kok tiba-tiba diberhentikan,”tutur salah satu warga.
Sementara itu, dalam mediasi itu, warga tetap menginginkan Kadus Ribut kembali bekerja di dusun warga setempat. Dan apa bila tuntutan kami tidak dipenuhi, akan lebih banyak lagi warga yang akan melakukan untuk rasa.
Terkait tuntutan warga tersebut, Kades Kresno Widodo memenuhi keinginan warga, asalkan warga sanggup konsekuensinya bila mana nanti terbentur dengan peraturan perundang-undangan terkait pegawai aparatur desa.
“Kalau tuntutan para warga ini dipenuhi, apakah warga sanggup untuk mengembalikan uang negara yang telah dikeluarkan untuk menggaji saudara Ribut, seandainya nanti terjadi permasalahan terkait dengan pegawai aparatur desa, dengan serentak warga menyanggupi pertanyaan yang dilontarkan oleh Kades Kresno Widodo,”terang Kades yang disanggupi oleh warga.
Pantauan media ini dilokasi, mediasi atau musyawarah tersebut berjalan dengan alot. Dan selang beberapa waktu musyawah akhirnya menimbulkan kesepakatan bersama yaitu permasalahan ini akan dibawa keranah Rembuk Desa yaitu tokoh 3 orang dan Kades Kresno Widodo beserta Ketua BPD. (Zainal)




