Yogyakarta — Delegasi Kesenian dari Kota Semarang sukses memikat ratusan penonton lewat pementasan Wayang Orang bertajuk Sang Bima, yang digelar di Graha Budaya, Taman Budaya Embung Giwangan, Yogyakarta, Kamis (7/8/2025). Lakon ini menjadi bagian dari rangkaian acara Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) 2025, yang berlangsung selama 5–9 Agustus 2025.
Dibalut tata panggung tradisi yang anggun dan iringan gamelan yang syahdu, Sang Bima hadir bukan sebagai kisah tentang kekuatan fisik semata, melainkan perjalanan batin seorang ksatria. Werkudara—atau Bima, sang Pandawa kedua—digambarkan meninggalkan riuh perang demi menelusuri jalan sunyi pencarian makna hidup sejati. Perjalanan ini membawanya ke dalam samudera, hingga bertemu Dewa Ruci—makhluk kecil yang sejatinya adalah cermin jiwanya sendiri.
Melalui lakon ini, penonton diajak menyelami nilai-nilai welas asih, kerendahan hati, dan makna kekuatan sebagai bentuk perlindungan, bukan penaklukan. “Bima bukan hanya tokoh perkasa. Ia simbol manusia yang terus mencari hakikat kehidupan,” ungkap salah satu pengarah pementasan dari Budi Lee. Keikutsertaan Kota Semarang dalam JKPI 2025 menjadi bukti komitmen dalam merawat warisan budaya dan memperkuat jejaring antar kota pusaka di Indonesia. Pertunjukan ini pun diapresiasi oleh para undangan dan masyarakat umum yang hadir memenuhi gedung pertunjukan.
Info Pertunjukan:
– Lakon: Sang Bima
– Tanggal: Kamis, 7 Agustus 2025
– Lokasi: Taman Budaya Embung Giwangan, Yogyakarta
– Waktu: 19.00 WIB – selesai
Dengan balutan seni, tradisi, dan kearifan lokal, Sang Bima membuktikan bahwa Wayang Orang bukan sekadar tontonan, melainkan tuntunan — cermin jiwa dari peradaban yang terus dijaga.