Solo — Komitmen mewujudkan pariwisata yang ramah dan setara bagi semua kembali ditunjukkan melalui kegiatan Wisata Inklusi Yayasan Roemah Difabel Indonesia dengan mengunjungi Masjid Raya Sheikh Zayed Solo dan Taman Safari Solo, Sabtu (13/12/2025).
Ketua Kegiatan Wisata Inklusi 2025, Ariel Sapta Wulan, mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya menghadirkan ruang rekreasi dan edukasi yang dapat diakses serta dinikmati oleh penyandang disabilitas secara aman, nyaman, dan bermartabat.
Rombongan yang terdiri atas sahabat difabel, pendamping, dan relawan disambut hangat oleh pengurus Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Dalam tausiyah yang disampaikan, pengurus masjid menegaskan bahwa masjid adalah rumah ibadah yang terbuka bagi semua umat, tanpa membedakan kondisi fisik maupun kemampuan.
Masjid Raya Sheikh Zayed Solo dihadirkan sebagai ruang ibadah yang aman dan ramah bagi siapa pun. Inklusivitas, menurut pengurus masjid, tidak hanya diwujudkan melalui fasilitas fisik, tetapi juga melalui sikap saling menghargai, empati, dan kemauan untuk berjalan bersama. Kebersamaan dalam kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat iman, ketenangan batin, serta semangat persaudaraan.
Usai dari Masjid Sheikh Zayed, rombongan melanjutkan kunjungan ke Taman Safari Solo. Kedatangan peserta disambut langsung oleh General Manager Taman Safari Solo, Yustinus Sutrisno. Ia menegaskan komitmen Taman Safari Solo untuk menghadirkan ruang edukasi, konservasi, dan rekreasi yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Keberagaman adalah kodrat. Satwa-satwa di sini mengajarkan kita hidup berdampingan dengan saling menghormati. Inklusi bukan hanya soal fasilitas fisik, tetapi juga sikap, empati, dan kemauan untuk berjalan bersama,” ujar Yustinus.
Menurutnya, kunjungan Yayasan Roemah Difabel Indonesia menjadi pengingat bahwa destinasi wisata harus mampu menjadi ruang yang aman, ramah, dan menyenangkan bagi siapa pun tanpa rasa terasing. Ia berharap silaturahmi ini dapat terus terjalin dan memberi pengalaman berkesan bagi seluruh peserta.
Kegiatan wisata inklusi ini juga mendapat dukungan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop IV Semarang. Asisten Manager Pemasaran KAI Daop IV Semarang, Aries, menyampaikan bahwa keterlibatan KAI tidak sekadar menyediakan moda transportasi, tetapi juga menghadirkan perjalanan yang mengedepankan nilai kebersamaan dan kesetaraan.
“Kehadiran sahabat difabel mengingatkan kami bahwa transportasi publik bukan hanya soal ketepatan waktu, tetapi juga tentang membuka akses dan kesempatan yang sama bagi semua warga untuk bergerak dan berwisata,” kata Aries.
Ia menambahkan, KAI terus meningkatkan layanan ramah disabilitas melalui penyediaan fasilitas stasiun dan kereta yang aksesibel, pendampingan petugas, serta pelayanan yang mengedepankan empati dan kepedulian.
Founder Yayasan Roemah Difabel Indonesia, Noviyana Dibyantari, mengatakan kegiatan wisata inklusi ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara komunitas, pengelola destinasi, dan penyedia transportasi mampu menghadirkan pengalaman wisata yang membahagiakan sekaligus bermakna.
Melalui kegiatan semacam ini, Yayasan Roemah Difabel Indonesia berharap semakin banyak ruang publik dan destinasi wisata yang menerapkan prinsip inklusivitas, sehingga pariwisata benar-benar menjadi milik semua orang. (Christian Saputro)




