SP.CO, PADANG PANJANG – Senyum bahagia tampak menghiasi wajah ratusan siswa SMPN 3 Ekor Lubuk, Senin (15/9). Mereka baru saja menikmati sajian pertama dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang resmi diluncurkan Wali Kota Padang Panjang, Hendri Arnis.
Bagi sebagian orang tua, ini kabar yang sangat melegakan. Sebab, tak semua keluarga mampu menyediakan bekal sehat setiap hari untuk anak-anaknya. Kini, mereka bisa sedikit bernapas lega karena kebutuhan gizi anak ikut diperhatikan pemerintah.
“Alhamdulillah, anak saya sekarang bisa makan sehat di sekolah. Saya tidak khawatir lagi kalau bekalnya kurang. Program ini sangat membantu,” ungkap Yuli, salah seorang ibu siswa dengan mata berbinar.
Peluncuran perdana MBG berlangsung di Komplek SMPN 3 Ekor Lubuk. Tidak hanya siswa sekolah, program ini juga menyasar ibu hamil, balita, hingga lansia melalui posyandu.
Setiap Senin hingga Jumat, menu sehat akan tersaji di dapur MBG. Mulai dari nasi, lauk berprotein, sayuran segar, hingga buah, disiapkan berdasarkan rekomendasi ahli gizi.
“Tujuannya bukan sekadar memberi makan gratis, tapi memastikan anak-anak kita sehat, siap belajar, dan bebas dari gizi buruk atau stunting,” jelas Wako Hendri di sela kegiatan.
Program ini juga punya dampak ekonomi. Semua bahan baku berasal dari petani dan peternak lokal Padang Panjang, Batipuh, dan X Koto. Dengan begitu, uang yang digelontorkan pemerintah akan berputar kembali di daerah sendiri.
Tak hanya itu, MBG turut membuka peluang kerja. Satu dapur rata-rata membutuhkan 50 orang tenaga kerja, mulai dari ahli gizi, akuntan, hingga penjamah makanan. Jika tujuh dapur sudah berjalan penuh, ada 350 orang yang terserap.
“Ini peluang besar. Selain anak-anak bisa sehat, masyarakat juga mendapat pekerjaan. Saya sendiri baru saja diterima sebagai juru masak, rasanya bangga sekali bisa ikut melayani,” tutur Rani, salah seorang relawan dapur MBG.
Wako Hendri menegaskan, kualitas makanan akan selalu menjadi prioritas. “Yang penting, anak-anak senang dan benar-benar menikmati. Kalau makanannya sehat, belajar mereka juga lebih semangat,” katanya.
Dari tujuh dapur MBG yang direncanakan, satu sudah beroperasi di Ekor Lubuk. Enam lainnya dalam tahap persiapan, yaitu di Guguk Malintang, Bukit Surungan, Sigando, Koto Panjang, Silaing Atas, dan Kampung Manggis.
Setiap dapur ditargetkan bisa melayani 3.200 siswa per hari. Jika semua sudah aktif, maka ribuan anak Padang Panjang bisa mendapatkan makan bergizi secara rutin.
Ketua Yayasan Maarif, Nasrullah, yang dipercaya mengelola dapur MBG Ekor Lubuk menuturkan, semua tenaga yang direkrut adalah relawan Badan Gizi Nasional (BGN). “Kami ingin anak-anak merasa dilayani dengan tulus. Ini bukan sekadar pekerjaan, tapi pengabdian,” ucapnya.
Dalam acara peluncuran, Wako Hendri juga menyerahkan makanan secara simbolis kepada siswa SMPN 3, SDN 09 PPT, ibu hamil, dan balita. Kehangatan suasana terlihat ketika anak-anak menyantap makanan sambil tersenyum lebar.
Banyak orang tua berharap program ini berlanjut dan meluas. “Kalau bisa jangan berhenti. Karena makanan bergizi ini penting sekali untuk masa depan anak-anak,” kata Fitri, ibu dari seorang siswa SD.
Tak hanya keluarga, para guru pun merasakan manfaatnya. Menurut mereka, anak-anak lebih fokus belajar setelah makan siang bersama. “Biasanya kalau lapar, anak-anak suka lemas. Sekarang mereka lebih bersemangat,” ungkap seorang guru SMPN 3.
Pemerintah Kota menganggarkan sekitar Rp29 miliar per tahun untuk MBG. Angka besar itu diharapkan sepadan dengan hasilnya: generasi muda Padang Panjang yang sehat, cerdas, dan kuat.
Acara peluncuran turut dihadiri Forkopimda, Sekretaris Daerah Sonny Budaya Putra, Kepala Kantor Kementerian Agama Mukhlis, para kepala OPD, camat, lurah, serta tokoh masyarakat.
Peluncuran ini hanyalah langkah awal. Ke depan, Pemko berkomitmen memperluas cakupan MBG agar semua kelurahan merasakan manfaatnya.
Dengan MBG, Padang Panjang meneguhkan diri sebagai kota yang peduli pada gizi warganya. Sebuah investasi jangka panjang demi mencetak generasi sehat, pintar, dan berdaya saing tinggi. (H/Kim)