Semarang – Langkah upaya membangun dunia kerja yang lebih inklusif bagi penyandang disabilitas kembali digalakkan. Forum Group Discussion (FGD) : “Peluang Kerja Bagi Penyandang Disabilitas” digelar di Hotel Ibis Style, Simpang Lima Semarang, Selasa (24/6).
Acara ini menjadi ruang kolaboratif antara pemerintah, pelaku usaha, dan komunitas difabel, serta difasilitasi oleh BPJS Ketenagakerjaan bersama Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang, Dinas Sosial Kota Semarang, ALFAMART, dan Komunitas Sahabat Difabel- Roemah Difabel (KSD-RD).
Dalam rilis yang diterima redaksi diungkapkan hadir dalam diskusi ini berbagai pihak dari dunia usaha seperti hotel-hotel bintang lima, perusahaan farmasi, industri makanan dan minuman, BUMD PDAM Tirta Moedal, serta sejumlah rumah sakit swasta.
Kehadiran mereka menunjukkan bahwa dunia kerja mulai membuka mata dan hati terhadap pentingnya keberagaman dan kesetaraan di lingkungan kerja. Yang membuat forum ini semakin bermakna adalah sesi sharing experience dari para penyandang disabilitas yang telah bekerja dan berkontribusi nyata di sektor swasta.
Hadir untuk menguatkan pentingnya mendorong dunia kerja inklusif, para tenaga kerja difabel, seperti Joko Tri Saptono, difabel fisik yang berbagi kisah pengabdiannya di bidang IT selama 30 tahun di PT Realta Cakradarma. Kemudian ada Edi Satya dari PERTUNI, telah membuktikan loyalitasnya dengan 27 tahun bekerja di LPP Asia Pacific sebagai telemarketing. Hadir juga, Theresia Rina yang memiliki pengalaman kerja sebagai HRD, difabel fisik yang memiliki tugas untuk melakukan rekruitmen dan wawancara di beberapa cabang dari berbagai kota dari PT Data Utama selama 11 tahun serta Trimah Rahayu, difabel fisik yang juga Ketua HIMIKS (Himpunan Masyarakat Inklusi Kota Semarang) Kota Semarang yang sudah 11 tahun mengabdi di YPAC sebagai Pengajar.
Kisah-kisah tersebut menjadi pengingat bahwa penyandang disabilitas bukanlah objek bantuan, melainkan subjek yang setara dalam pembangunan, termasuk di sektor ketenagakerjaan.
Pada kesempatan tersebut, juga turut hadir perwakilan Alfamart yang merupakan jaringan ritel milik PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk Cabang Semarang yang hingga kini telah memperkerjakan 31 karyawan disabilitas sebagai bagian dari komitmen perusahaan terhadap keberagaman dan kesetaraan dan memaparkan keberhasilan program “Alfability”—inisiatif inklusi yang membuka pintu kerja bagi penyandang disabilitas..
Menurut Kepala BPJS Ketenagakerjaan Semarang Pemuda FGD ini juga menjadi momen penting dalam menyosialisasikan komitmen negara terhadap hak kerja penyandang disabilitas.
Berdasarkan UU No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, serta Permenaker No. 2 Tahun 2020, perusahaan swasta diwajibkan mempekerjakan minimal 1% pekerja dari kalangan disabilitas, sedangkan instansi pemerintah minimal 2%. Selain itu, perusahaan juga didorong memberikan akomodasi yang layak—mulai dari aksesibilitas fisik, komunikasi, hingga penyesuaian lingkungan kerja. Sebagai bentuk komitmen konkret, BPJS Ketenagakerjaan meluncurkan platform “Inclusive Job Center (IJC)” yang bisa diakses melalui website resmi mereka. Platform ini menyediakan informasi lowongan kerja yang diperuntukkan khusus bagi penyandang disabilitas, sebagai jembatan penting antara pencari kerja dan dunia usaha.
“FGD ini adalah langkah kecil, tapi penting. Kami berharap ini bukan hanya jadi momentum, tapi jadi gerakan bersama,” ujar Kepala BPJS Ketenagakerjaan Semarang Pemuda Mohamad Irfan.
Sementara itu, Noviana Dibyantari, aktivis yang bergiat memperjuangkan kesetaraan dan inklusi mengungkapkan ke depan semakin banyak perusahaan yang membuka diri terhadap tenaga kerja disabilitas bukan hanya menunjukkan kepatuhan pada regulasi, tetapi juga menjadi bagian dari transformasi sosial menuju dunia kerja yang lebih adil, setara, dan manusiawi. (Chistian Saputro/ril)