Sumaterapost.co | Medan – Pernah dengar CANG PANAH. Itu bahasa Aceh. Artinya, gombal. Tak heran, belakangan ini Nama Cang Panah kedengarannya kian menjulang. Kenapa? Sebab, Cang Panah nama lengkapnya Tim Adat Aceh atau TAA Cang Panah. Sehingga tak lagi gombalan belaka.
Soalnya berbagai aktifitas kemanusiaan, sosial dan adat-istiadat dilakukan sesuai misi utamanya.Maka tak heran, namanya pun kian bergema di tengah masyarakat. Ini semuanya atas kerjasama dan kesungguhan relawan yang bergabung dalam TAA Cang Panah.
Tim ini bergerak di bidang kemanusiaan, sosial dan adat-istiadat.TAA Cang Panah, langsung turun lapangan melihat di mana ada kepincangan sosial yang memilukan hati.
Tahukah anda siapa pencetus TAA Cang Panah ? Di kalangan masyarakat Aceh terutama yang tinggal di Sumatera Utara tak asing lagi nama H Zulkifli Hamzah atau panggilan akrabnya Zulham atau Abu Tibor.
Semula lelaki kelahiran Panton Labu Aceh Utara sekitar 65 tahun lalu bersama beberapa temannya menggagas TAA Cang Panah. Ternyata aktifitas tim ini mendapat respons masyarakat luas hingga ke Malaysia.
Melihat sepak terjang TAA Cang Panah yang didirikan sekitar 2019 lalu memang tak bisa dipungkiri. TAA Cang Panah ini seperti sebuah relawan ini siap turun lapangan. Manakala ada hal yang terenyuh di hati.
TAA Canang Panah yang didukung kalangan ulama, cendekiawan, tokoh pendidikan, pekerja seni dan kalangan lainnya melakukan berbagai aksi kemanusiaan, sosial termasuk menggali, mengembangkan dan melestarikan adat istiadat Aceh.
“Kruu seumangat.Kami bertekad terus melanjutkan misi kemanusian, solidaritas sosial dan mengembangkan adat istiadat Aceh sebagai salah satu kebudayaan nasional,” kata H Zulham kepada media ini, di Medan, Kamis, (21/7/2022).
Pensiunan Mobil Oil Indonesia (MOI) ini mengaku memegang erat sebuah “filsafat hidup” ialah apa yang diperbuat harus memberi manfaat bagi orang lain. Meski pun secuil. Apalagi jika disuguhkan lebih besar.
“Sebab, siapun yang saling memberi dan mengasihi sesama terutama bagi yang membutuhkan, maka mereka itu tidak pernah yang memberikan tidak pernahi mejadi orang miskin.Bahkan Allah melipatgandakannya,” ujar Zulham atau panggilan Abu Tibor.
Berbicara tentang kegiatan budaya, Humas TAA Cang Panah Mukhtar Ibrahim menjelaskan beberapa waktu lalu TAA Cang Panah menggelar Festival Apam (kuliner Aceh) di Pantai Karomah Simbahe. Kegiatan ini menarik perhatian warga sekitar.
“Tak hanya itu, TAA Cang Panah juga membantu muallaf dan fakir miskin di kawasan tersebut,” ucap Mukhtar didampingi
M.Hasan Yusuf (Panglima), Abdullah Amin (Keurani), Prof Dr H Hasballah Thayeb,MA (Imum Syiek), Prof Dr Bustami Syam (Peutua Peut), HM Nur Abubakar, H Ahmad Basri, H Mansoer Amin, H Habi Mustafa (Tuha Peut).
Bukan hanya itu aksi solidaritas sosial lainnya yang dilakukan TAA Cang Panah menjemput TKI asal Aceh dari Malaysia.Tim relawan in juga memfasiltasi kepulangan jenazah dan orang sakit dari Malaysia.Hal ini atas kerjasama dengan Solidaritas Ummah Bansigom Aceh atau SUBA, Malaysia..
“Kami baru-baru ini juga memberi bantuan rumah untuk Ummi Aisyah, janda fakir di Desa Meunasah Matang Jeulikat Kecamatan Sinudon, Kabupaten Aceh Utara.Bantuan pengobatan untuk Herman, pemuda fakir asal Madat, Aceh Timur. Bayangkan Herman sudah 13 tahun menderita luka parah di pinggulnya akibat kecelakaan. Alhamdulilah sekarang sudah hampir sembuh,” jelas Zulham.
(Bachtiar Adamy)




