Sumaterapost, Aceh Utara – Ketua Gerakan Rakyat Aceh Membangun (GRAM) Muhammad Azhar menanggapi serius dan menyesalkan terkait adanya sejumlah Geuchik di Kecamatan Tanah Jambo Aye Aceh Utara yang telah berangkat untuk Observasi Luar (OL) ke Bukit Tinggi Sumatera Barat dimasa pandemi Covid-19. Sabtu (2/10/2021).
“Terserah, mau OL atau bimtek sama saja, yang jelas mereka menggunakan uang Negara. Pada saat ekonomi masyarakat sedang terpuruk dan hidup susah akibat wabah covid-19 yang kian meningkat. Mereka (geuchik-red) malah bersenang- senang keluar daerah dengan alasan Observasi Luar atau berbagai alasan lainnya. Dimana letak rasa malu, mereka sepertinya sudah tidak memiliki etika dan moral,’ ungkap M Azhar saat dihubungi sumaterapost.co lewat selularnya.
Ditambahkan, biaya mengikuti Observasi Luar untuk 2 orang peserta pun tak tanggung-tanggung di anggarkan. Sementara Posko PPKM banyak yang tak berfungsi di Aceh Utara.”Kemana biaya posko PPKM dan saya mendapat kabar untuk biaya OL dari setiap Gampong digelontorkan dana bervariasi, ada yang 30 juta dan ada yang 15 juta untuk 2 orang peserta, Bila di kalkulasikan untuk 40 Desa saja sudah satu milyar lebih dana Desa yang habis percuma,” cetusnya.
Kalau sudah mengikuti bimtek di Lhokseumawe, ngapain lagi OL keluar Daerah ? berapa kali sudah Geuchik di Aceh Utara Bimtek, apa yang bisa diperbuat setelah pulang dari sana. “Program OL atau bimtek itu tak ada manfaat dan hanya menghabiskan dana desa saja. Seharusnya dana tersebut bisa membantu masyarakat dimasa pandemi. Apalagi pelaksanaan program OL itu ditengah situasi darurat PPKM, Aceh Utara masih level II, masyarakat masih dilanda keresahan akibat virus corona.
Selanjutnya pihaknya juga meminta penegak hukum atau inspektorat untuk segera mengusut dugaan penyelewengan dana Desa yang digunakan Geuchik dengan dalih untuk biaya bomtek.
“Kita meminta penegak hukum atau Inspektorat Aceh Geuchik dengan dalih Utara dan Kejaksaan untuk segera mengusut dugaan penyelewengan Dana Desa yang digunakan Geuchik dengan dalih untuk biaya Bimtek, mengingat jumlah anggaran yang dialokasikan tidak rasional dan mencurigakan, ini pasti ada permainan sistematis. Mengingat program tersebut tidak urgen dan tidak ada azas manfaat, efektifitas dan efisien ditengah pandemi dan krisis ekonomi masyarakat,” ucap Azhar.
Bimtek atau OL di masa pandemi covid-19. bukan saja telah mengabaikan intruksi pemerintah Presiden Joko Widodo dan Kapolri yang sedang berjuang untuk memutuskan mata rantai wabah covid-19. Sayang sekali, tapi mereka (oknum geuchik-red) telah menunjukkan etika dan moralitas pemimpin Gampong sangat tipis.
(tim/red)




