Sumaterapost.co – Program Studi (Prodi) Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Labuhan Batu (ULB) Rantauprapat Sumatera Utara, Azan Arofah Siregar meluncurkan hasil riset berupa pupuk organik.
Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dapat merusak lingkungan. Untuk itu, penggunaan pupuk kimia dapat digantikan dengan penggunaan pupuk kompos atau pupuk organik.
Banyak sekali masyarakat, khususnya petani yang mengabaikan hal ini. Mereka justru lebih senang menggunakan pupuk kimia karena hasilnya lebih cepat dibandingkan dengan pupuk organik.
Akan tetapi, para petani tidak memikirkan dampak dari penggunaan pupuk kimia yang berlebihan ini.
Pupuk organik yang tersusun dari materi makhluk hidup seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padan maupun cair yang di gunakan untuk memperbaiki sifat fisik,kimia dan biologi dalam tanah.
Adapun cara pembuatan pupuk organik adalah :
Bahan
1. kotoran hewan (kotoran sapi)
2. Gula merah dan gula putih
3. Sekam padi
4. M4(molekul organisme)
5. Air secukupnya
Alat
1. Ember
2.Terpal
3. Tali ban untuk pengikat
Cara pembuatan :
– pertama campur kan rata kotoran sapi dan sekam padi secara merata
– campur kan larutan gula merah dan gula putih yg sudah di larutkan dengan air lalu aduk kembali secara merata
– lalu tuangkan m4 di atas kondimen tsb lalu aduk kembali secara merata untuk kebutuhan m4 di berika dosis cukup 4-10 tutup botol m4 nah jika kebutuhan pupuk organik yang ingin kita buat banyak maka kebutuhan m4 juga lebih banyak.
– setelah kondimen sudah tercampur rata maka semua kondimen di masukkan kedalam ember dan di ikat dgn terpal.
– untuk pengecekan pupuk di lakukan setelah 3 hari setelah di lakukan dan pengecekan selanjut di lakukan 2 kali dalam 1 Minggu.
– pupuk yang sudah jadi ciri-cirinya tidak berbau berbentuk seperti tanah dan bertekstur bagus.
(H. Harahap)




