Sumaterapost.co | Aceh Utara – Mengaku kesal dan keberatan atas sikap arogansi managemen PT PTPN IV Regional Cot Girek Kabupaten Aceh Utara sejumlah masyarakat Desa (Gampong) Tempel dan beberapa warga gampong tetangga melakukan aksi protes terhadap perusahaan yang dinilai telah melecehkan mereka.
Warga mengungkapkan bahwa penghentian dan pemeriksaan di Pos Satpam milik PTPN IV kesetiap warga yang melintas untuk mengangkut hasil panen Tandan Buah Segar (TBS) dinilai sebagai bentuk arogansi dan pelecehan terhadap masyarakat gampong.
Oleh karenanya, warga tidak terima sikap arogan perusahaan plat merah tersebut, sehingga beberapa perwakilan masyarakat pada hari.
Rabu (6/8/2025) mendatangi (geruduk) kantor PTPN IV Regional Cot Girek untuk pertanyakan aturan yang sangat meresahkan tersebut.
Didepan sisten Personalia Umum (APU) PTPN IV yang didampingi Danton Satpam, perwakilan masyarakat menyampaikan bahwa protes serta keberatan mereka atas sikap arogan pihak perusahaan yang melakukan pemeriksaan terhadap hasil panen sawit warga di Pos penjagaan.”Karena informasi yang kita peroleh, bahwa setiap hasil panen milik warga yang diangkut melintasi pos penjagaan harus diperiksa, itu atas intruksi manager,”kata Duwijo
Selain keberatan atas sikap arogan pihak perusahaan, Duwijo juga menilai pemeriksaan barang yang diangkut oleh warga dari kebunnya sebagai bentuk pelecehan, dan menurutnya secara tidak langsung pihak perusahaan telah mencurigai warga sebagai pencuri.
“Ini bentuk pelecehan dan perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap masyarakat, secara tidak langsung warga dicurigai sebagai pelaku pencurian,” ungkap Duwijo sapaan akrab Pak Wi.
Untuk selanjutnya, perwakilan masyarakat ini meminta klarifikasi pihak perusahaan atas penghentian dan pemeriksaan barang milik warga di Pos Penjagaan yang terletak di Bukit Selamat, sebab jalan tersebut bukan milik PTPN, akan tetapi lintas jalan tersebut merupakan jalan umum milik Pemda.
“Ini jalan Pemda, bukan milik perusahaan, atas dasar apa menyetop dan memeriksa hasil panen masyarakat, sampai menanyakan asal TBS, kepemilikan, hingga jumlah barang yang diangkut, itu kan sangat meresahkan warga,” imbuhnya.
Sementara itu, Syahrial, APU PTPN membantah dengan keras bahwa pihaknya tidak pernah memerintahkan untuk melakukan pemeriksaan terhadap barang yang diangkut oleh warga.
“Kita tidak pernah menyuruh periksa dan menyetop angkutan barang dari warga, ini salah persepsi, kita hanya meminta lakukan monitoring,” kata Syahrial
Pun demikian, warga tidak puas atas jawaban APU, menurut warga belum ada keputusan yang jelas, selanjutnya, perwakilan warga minta untuk bertemu dengan manager, setelah bernegosiasi disepakati akan dilakukan pertemuan pada hari Jum”at tanggal (8/8). (Azhary)




