Ogan Ilir – Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Paud atau Kelompok Bermain (KB) Durian di Desa Ketapang I Kecamatan Rantau Panjang Kabupaten Ogan Ilir diduga kuat terjadi penyimpangan.
Pasalnya, Nurlaila salah satu tenaga pendidik ini mengaku tak pernah menerima biaya transportasi dan honor dari dana BOP Paud tersebut sebagaimana mestinya.
Kepada awak media ini, Nurlaila menceritakan kronologis kejadian yang dialaminya. Dikatakan Nurlaila, dirinya aktif mengajar di Paud/KB Durian tersebut sejak tahun 2017 hingga 2018 akhir. Dan dirinya diminta untuk tidak aktif lagi oleh sang Kepsek pada awal 2019. Anehnya, dirinya tetap terdaftar di dapodik sekolah hingga kini, akan tetapi dirinya tidak ikut sertakan lagi dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di Paud tersebut sejak 2 tahun terakhir tanpa alasan jelas. Semenjak itu dirinya tak pernah mengetahui tentang penggunaan dana BOP tersebut.
“Jadi, saya inikan sudah mengajar di Paud itu sejak 2017 dan sampai sekarang nama saya masih tercatat di dapodik sekolah. Tapi anehnya, saya diminta oleh Fitri untuk tidak usah mengikuti KBM lagi. Sempat aku suruh anak saya yang menggantikan posisi itu, tapi tak berjalan juga. Sejak 2 tahun ini, tepatnya dari awal 2019 hingga sekarang saya sudah tidak diikutsertakan lagi di Paud dan tak mendapat gaji”, ungkapnya saat diwawancarai di rumahnya, Senin (30/08/2021).
Lebih lanjut dikatakannya, sebelumnya Fitri sempat mendatanginya di rumahnya dan mengatakan, mengenai kepengurusan Paud ini tetap di bawah naungan Kades Ketapang l. Tapi Fitri meminta agar dirinya tidak usah ikut campur dalam kepengurusan Paud ini.
“Jadi, cak ini bae. Paud Ikak tetap di ketahui Kades. Tapi untuk pengelola ikak biarlah aku bae jangan kamu rubah lagi, pengelola di sikak kamu tapi yang ngurus ke pucuk tetap aku, kamu jadi guru e. Ikakni ecak-ecak bae”, katanya menirukan perkataan Fitri kepadanya waktu itu.
Sementara Kepsek Paud/KB Durian Desa Ketapang I Fitriyani Fadhilah saat dikonfirmasi mengatakan, dirinya tidak pernah memberhentikan ibu Nurlaila dibuktikan dengan masih terdaftarnya nama beliau di dapodik sekolah. Dan mengenai permasalahan ibu Nurlaila yang tidak menerima gajinya lagi, semua itu lantaran beliau memang sudah tak pernah menjalankan tugasnya (mengajar). Terlebih semenjak suaminya Nurlaila menjadi Kades Ketapang l, beliau tak pernah datang ke sekolah.
“Kami dak pernah memberhentikan Ibu Nurlaila ini, tapi beliaulah yang dak pernah masuk jadi wajarlah die dak nerime gaji. Yang digaji itu kan yang ngajar sedangke ibu itu dak ngajar lah due tahunan. Kami kan lah koordinasi dengan pihak Dinas dan mereka mengizinkan hal itu. Duit gaji Ibu Nurlaila itu kami pergunakan untuk beli buku dan makanan murid-murid”, ujarnya berdalih.
Terkait penggunaan dana BOP Paud, sambung Fitri, dirinya telah membelanjakan uang tersebut dengan sesuai. Menurutnya, dana BOP tersebut telah dibelanjakan untuk perlengkapan sekolah seperti sarana permainan dan buku-buku pelajaran murid.
“Mengenai dana BOP, kami belikan kipas angin, laptop, lemari, permainan tuk anak-anak, dan buku pelajaran sekolah. Untuk kipas angin, laptop, dan lemari memang tidak diletakkan di sekolah ini karena takut hilang jadi kami taruh di rumah. Sedangkan untuk permainan dan buku-buku pelajaran, semuanya ada di sekolah ini”, jelasnya.
Masih katanya, penggunaan dana BOP ini semuanya sudah tertulis dalam Surat Pertanggungjawaban (SPJ). Perlu diketahui bahwa sebelumnya dana BOP ini dipegang Kades.
“Semuanya ini sudah ada di SPJ dan bisa dicek. Kalau mau melihat barang yang kami beli, bisa kami tunjukkan, totalnya itu untuk barang perlengkapan sekolah menghabiskan 5 jutaan lebih. Untuk jumlah anak didik kami ini ada 27 siswa. Memang dalam dana BOP itu ada bagian untuk guru. Tapi untuk operasional ibu Nurlaila, tidak kami berikan karena itu tadi, dia tidak pernah masuk (ngajar). Biasanya untuk guru itu berkisar antara 500-700 ribuan setiap kali pencairan”, bebernya.
Kades Ketapang I Yuliadi saat dimintai komentarnya mengatakan, terkait permasalahan yang sedang terjadi antara guru Paud Nurlaila (istrinya) dengan Kepsek Paud/KB Durian. Yuli mengaku dirinya tidak mengetahuinya lantaran sudah 2 tahun ini bahkan hingga sampai sekarang, ia tidak pernah tahu mengenai Paud dan dana BOP Paud ini.
“Sebagai Kades, memang dirinya sempat menanyakan mengenai dana BOP beserta SPJ nya kepada Fitri, namun pihak mereka mengatakan bahwa Kades tidak ada sangkut pautnya dengan urusan Paud ini. Jadi saya tidak tahu menahu soal dana BOP tersebut karena kami tak pernah dilibatkan”, katanya singkat. (F’R)