
Semarang – Semarang Contemporary Art Gallery menggelar Duo Exhibition bertajuk : Inquirious. Gelaran yang menghadirkan dua perupa asal Bali Ines Katamso dan Alexander Sebastian dibuka oleh Direktur Semarang Gallery Denis Levi Dharmawan, Sabtu, (6/5/2023) ini dihadiri puluhan publik pecinta seni. Pameran Inquirious akan berlangsung dari 6 Mei hingga 6 Juli 2023 mendatang.
Dalam kesempatan itu, Denis mengatakan, kali ini galeri Semarang menghadirkan dua perupa asal Bali.Keduanya meski dalam momentum yang sama dan keduanya mengusung tema Inquirious, yang melebur kata ‘inquiry’ (penelusuran) dan ‘curious’ (keingin-tahuan). “ Tetapi menariknya karya keduanya yang dipamerkan sangat berbeda. Harapannya karya Ine dan Alex bisa dinikmati publik seni rupa,” ujar lulusan jurusan arsitektur Academy of Art University San Francisco ini.
Kurator pameran Ganjar Gumilar mengatakan, Duo Exhibition Ines Katamso dan Alexander Sebastianus ini karya-karyanya mempersoalkan mempersoalkan upaya penjelajahan kenyataan dalam memaknai semesta kehidupan. “Dalam pameran ini literasi terbaru dari karya-karya Ines Katamso dan Alexander Sebastianus ditampilkan sebagai mulaan bahan perbincangan sekaligus sebagai undangan, untuk menjelajahi proses dan studi mereka dalam memahami semesta serta bersama-sama merenungkan posisi relatif kita terhadapnya.
Ganjar Gumilar menambahkan karya-karya Ines yang menempati ruang pamer lantai 1 Semarang Galllery, melalui retorika dan metafor idiosinkratiknya, mengeksplorasi persimpangan antara biologi, mitologi, dan katarsis personal.
“Karyanya menyelami perjalanan individu dalam menemukan diri, dengan mengambil rujukan pada penyelidikan ilmiah dan arketipe mitologis secara sekaligus,” terang Ganjar.
Sementara praktik tenun Alexander, yang dipamerkan di lantai 2 Semarang Galley sebagai cara khusus Alex dalam ‘mengalami’ dan ‘menjadi’, berakar pada pemikirannya tentang waktu. Alex melihat melihat kemungkinan lain dari waktu untuk bersifat konstan dan variabel, determinan dan relatif, serta ‘melurus’ dan menyiklus.
“Karya Alex juga menunjukkan kemungkinan lain tenang persimpangan dari beberapa lini waktu, untuk bersifat sejajar maupun bersilang,” sambungnya.
Ganjar menadaskan apa yang mungkin dapat diungkap dari karya keduanya adalah metode penciptaan yang begitu partikular: penyelidikan reflektif (reflective inquiry); sebuah pendekatan yang lebih memberi ruang pada intuisi dan subjektivitas seseorang dalam mengeksplorasi keterkaitan antara berbagai peristiwa dan fenomena.
“Melalui ini mereka kemudian berhasil menemukan wawasan dan keterkaitan baru yang bolehjadi sebelumnya tak terbayang hanya melalui penalaran logis. Dengan demikian, alih-alih menjadi representasi persoalan semata, karya Ines dan Alexander lebih bersifat sebagai undangan untuk membuka dialog serta perbincangan lanjutan, tentang cara-cara mereka menjelajah dan menavigasi bangunan kenyataan, dalam kekhususan konteks masing-masing,” imbuh Ganjar.
Dalam Duo Exhibition ini presentasi Ines dan Alexander menawarkan cara pandang yang khas tentang realita, mengundang kita untuk bercermin sekaligus memeriksa kembali asumsi kita tentang keterhubungan antara manusia, fenomena, serta semesta. Bolehjadi dengan menyelaminya, terbersit niatan untuk pula menelusur secara reflektif terhadap apa yang kita alami dalam keseharian, baik sebagai seniman, peneliti, atau manusia secara umum.
“Menikmati presentasi ini siapa sangka, beragam wawasan, cara pandang, dan pemahaman baru dapat muncul di sana, hal-hal yang pada akhirnya akan juga memperkaya pemahaman tentang semesta dan kenyataan,” tandas Ganjar. (Christian Saputro)