Sangihe – Gelaran Pameran Seni Rupa Bakar Manyala #2 ditaja di Gedung Trikora, Pasar Rakyat , Kota Tahuna, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara dari 5 – 19 Mei 2023. Acara pameran ini juga diadakann dalam rangka Sangihe Art festival 2023.
Hajat dihelat Pemda Sangihe, Sulawesi Utara berkolaborasi dengan ArsKala Support, Forum Perupa Sulawesei Utara, Komunitas Seni Gorontalo (TUPALO), dan Visual Secret.
Helat pameran yang dibuka Pj. Bupati, Kepulauan Sangihe, dr. Rinny Tumuntuan, Jumat (5/5/2023) ini juga dilengkapi dengan rangkaian program publik diskusi seni pada 6 Mei 2023 dengan tema “”Seni Rupa Maritim dalam Jarak Dekat: Pengalaman Gorontalo dan Sulawesi Utara” bersama para perupa peserta dan kurator pameran.
Pameran kali kedua yang mengusung tajuk :“Trayektori Imaji: Laut, Pulau dan Jalur Rempah” dikurasi Sudjud Dartanto akademisi ISI Yogyakarta sebagai kurator tamu . Pameran menaja 20 karya dua dimensi karya 18 Perupa dari Sulawesi Utara dan 24 karya dua dimensi karya dari 17 Perupa Gorontalo
“Bakar Manyala” sendiri adalah nama dari sebuah inisiatif mandiri berwujud pameran berkala yang digagas oleh perupa Sulawesi Utara dan Gorontalo (TUPALO). Rintisan pameran ini diharapkan dapat menjadi gerakan bersama perupa se-Sulawesi.
Gerakan ini diinisiasi oleh Jaya Masloman dan Alfred Pontolondo dari Sulawesi Utara (Sulut) serta Syam Terrajana dan Awalludin Ahmad dari Gorontalo.
Nama “Bakar Manyala” sendiri adalah sebuah idiom yang menggambarkan nyala semangat para perupa di belahan Sulawesi dan Indonesia Timur untuk berekplorasi, menggali dan mengembangkan potensi kesenian yang dimiliki dengan basis kelokalan masing-masing.
Pada pameran Seni Rupa Bakar Manyala #2 tahun2023 ini ditaja diinisiasi Visual Secret, sebuah Komunitas Seni di pulau Sangihe, Sulawesi Utara.
Sudjud Dartanto dalam kurasinya Trayektori Imaji: Laut, Pulau, dan Jalur Rempah Nusantara mengatakan secara umum pameran ini mengajakpenikmat untuk memperluas wawasan tentang wacana budaya dan sejarah Nusantara yang kaya melalui latar belakang maritimnya yang unik, dan secara khusus pameran ini sedikit banyak mengetengahkan pengalaman artistik Gorontalo dan Sulawesi Utara sebagai tempat dan ruang sosio-kultural.
“Tema pameran ini memusatkan perhatian pada tiga elemen penting yang membentuk keberagaman budaya dan pengaruh dari rute perdagangan rempah-rempah yang melintasi lautan dan pulau-pulau Nusantara,” ujar Sudjud.
(Christian Saputro)