Bandar Lampung — Upaya merawat identitas budaya memasuki babak baru ketika Balai Pelestari Kebudayaan Wilayah VII bakal menggelar Sarasehan & Penampilan Lagu Daerah Lampung di Gedung Teater Terbuka Dewan Kesenian Lampung (DKL), Sabtu (6/12) mendatang. Agenda ini menjadi bagian dari Program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan Tahap II, menghadirkan ruang temu yang hangat antara para pelaku seni lintas generasi.
Bagus S Pribadi memaparkan, helat yang mengusung tema “Menyuarakan Identitas Lagu Daerah Lampung di Era Digital”. Sarasehan dirancang sebagai wadah dialog terbuka untuk melihat kembali posisi, tantangan, dan masa depan lagu daerah Lampung dalam arus digital yang bergerak cepat. Baby Boomers, Gen X, Milenial, hingga Gen Z aka dipertemukan dalam satu forum untuk membicarakan satu warisan yang sama: kesenian musik Lampung.
Aviep panggilan karib Sekretaris DKLii menambahkan, empat nara sumber dari generasi berbeda akan hadir dengan perspektif yang kaya. Andy Ahmad Sampurna Jaya, pencipta dan penyanyi senior Lampung, aka membagikan pengalaman panjangnya merawat musik daerah di tengah perubahan zaman. Dian “Idol” bakal menyoroti tantangan regenerasi penyanyi tradisi di era industri musik digital. Sementara itu, Awan dari kelompok Sindikat Sisa Semalam dalam forum itu akan menawarkan sudut pandang musisi independen yang kerap menjembatani unsur tradisi dan modernitas. Dari dunia akademik, Dr. Riyan Hidayatullah, M.Pd bakal memberikan pemetaan penting mengenai peran pendidikan dan riset dalam menjaga keberlanjutan lagu daerah.
Sarasehan yang akan dipandu oleh Iin M. Zakaria, ini bakal berlangsung seru yang akan mengalirkan percakapan ke arah reflektif sekaligus operasional: bagaimana strategi pelestarian bisa disesuaikan dengan pola konsumsi musik generasi baru? Apa yang dibutuhkan agar lagu daerah tak hanya dikenali sebagai warisan, tetapi juga dicintai dan digunakan kembali dalam keseharian?
Suara paling segar , lanjut Aviep, justru diharapkan akan datang dari para peserta sarasehan yang mewakili Generasi Z. Mereka mengemukakan gagasan tentang cara-cara kreatif memperkenalkan lagu daerah, mulai dari pengemasan visual yang lebih menarik, kolaborasi lintas genre, hingga hadirnya konten edukatif berbasis media sosial. Pendapat mereka bakal menunjukkan optimisme: lagu daerah Lampung bisa tetap relevan, selama diberi ruang untuk beradaptasi.
Selain diskusi, suasana acara bakal seru dan menghangat lewat penampilan langsung para musisi. Andy Ahmad Sampurna Jaya, Dian “Idol”, dan Awan yang akan tampil membawakan sejumlah lagu daerah Lampung yang dikemas dengan sentuhan personal masing-masing.
“Penonton tidak hanya akan menikmati musik, tetapi juga merasakan bagaimana tradisi dapat hidup secara dinamis melalui interpretasi generasi yang berbeda,” imbuhnya. .
Aviep berharap penonton antusias mengikuti sesi demi sesi, menandai bahwa minat terhadap musik daerah masih kuat di tengah derasnya gelombang globalisasi. Dukungan dari Dewan Kesenian Lampung dan DPD PAPPRI Lampung turut memperteguh komitmen bersama dalam menjaga keberlanjutan ekosistem seni musik daerah.
“Acara ini terbuka untuk umum dan dapat diikuti melalui pendaftaran daring lewat tautan berikut ini : https://bit.ly/DaftarSarasehanBPK7, “ terang Aviep.
Dengan berlangsungnya pertemuan lintas generasi ini, tandas Aviep, harapannya lahir langkah-langkah baru untuk terus menyuarakan identitas musik Lampung—bukan hanya sebagai arsip masa lalu, tetapi sebagai suara masa kini yang hidup dan bertumbuh. (Christian Saputro)




