Semarang – Pelukis Yoyok Barokalloh menggelar pameran lukisan tunggalnya yang perdana bertajuk : “Moving” di Gedung Monod Diephuis, Jalan Kepodang 11 -13, Kota Lama, Semarang. Pameran Pelukis kelahiran Semarang 21 Oktober 1971 berlangsung mulai 8 – 21 Agustus 2022 . Pelukis kawentar dari Tuban mengatakan Yoyok merupakan salah satu pelukis potensial yang dimiliki Kota Semarang dengan mengibaratkannya seperti “kendil isi madu”.

Pameran tunggal Yoyok Barokalloh ini menaja puluhan karyanya berukuran besar dan kecil yang bertitimangsa 1988 hingga terkini 2022 ini sebagai petanda jejaknya di jagad seni rupa yang mulai ditapakinya sejak tahun 1987.
Menurut pelukis yang akrab disapa Yoyok ini secara pribadi tujuannya berpameran ingin mengajak orang melihat sesuatu dengan cara yang indah. “Seperti aku menerjemahkan apa yang kulihat lewat lukisan. Sedangkan tujuan umumnya agar senilukis di Kota Semarang semakin maju. Senilukis bagiku sangat menyenangkan jdiri sendiri uga bisa menyenangkan orang lain, tanpa harus menjatuhkan siapapun, meskipun penuh kompetisi. Keinginanku hanya ingin berkarya selanjutnya biar Tuhan yang menentukan, ” ungkap Yoyok mendedahkan kredonya dalam mengugemi jagad rupa.
Sedangkan “Moving”, lanjut Yoyok, adalah caraku melihat kehidupan yg harus terus bergerak. Moving adalah cara pandangku terhadap obyek yang kuanggap punya kehidupan (gerak). “Moving juga menceritakan pergerakan caraku berkarya yang mengalami perubahan, dari goresan maupun warna,” jelas Yoyok.

Yoyok sejak remaja memang memiliki talenta melukis. Yoyok berkisah dunia lukis yang kini dijalaninya, diawalinya ketika sering melihat para remaja belajar melukis di Keluarga Sanggar Senirupa Semarang (KSSS). Gayung bersambut ketika pembimbing KSSS almarhum Gondo Soekoco mengajaknya bergabung pada tahu 1987. Sepeninggal almarhum Gondho Soekoco pada tahun 1989, Yoyok kemudian belajar melukis pada Jimmy Liauw .Kemudian Yoyok juga belajar melukis pada Kok Poo yang notabene keduanya merupakan adalah murid-murid pelukis Dullah bermazhab realis waktu di Sanggar Pejeng.
Sejak remaja Yoyok sudah berhasil mengantungi rupiah dari hasil lukisannya seperti membuat kartu lebaran, melukis wayah, memberi les dan yang lainnya. Kemudian Yoyok selepas SMK sempat bekerja di dunia kontraktor.
Tetapi menurut Yoyok pekerjaannya di dunia kontraktor membuat nuraninya jenak dan tentram. Maka pada tahun 2000, Yoyok punya ketetapan hati memilih untuk melakoni sebagai seniman lukis. Yoyok pada awalnya mengugemi aliran realis seperti; guru-gurunya Jimmy Liaw dan Kok Poo yang belajar pada masestro realis Dullah. Pada awal-awalnya lukisan Yoyok sangat “Ndullah”, tetapi kemudian dia punya sentuhan karakter yang mempribadi dan berkembang ke impresionis yang menjadi pilihan langgamnya kini.
Yoyok mengaku lebih nyaman jadi pelukis ketimbang menjalani pekerjaan lainnya. Meski menutut harus konsisten terus berkarya bahkan buka lapak sketsa diberbagai tempat dan kesempatan. “Sebuah pilihan harus ada konsekuensinya.Dan hingga kini ternyata bisa hidup dengan merdeka dan nyaman dengan melukis. Kalau pun kerja keras atau lembur, ya, untuk diri sendiri,” ujar Yoyok berbagi kisah dalam acara ngobrol gayeng bersama Masdibyo..
Yoyok mengatakan pameran tunggalnya bertajuk : “Moving ini menaja karya lukisnya sejak awal hingga terkini. “Pameran ini semacam restropeksilah. Jadi “Moving” mengisahkan perjalanan kesenilukisanku yang mengalami beberapa evolusi. Selain itu, “Moving” juga bisa diartikan sebagai caraku berkarya yang berusaha menangkap gerak obyek, ” beber pelukis yang suka nglapak dan OTS diberbagai kota ini.
Yoyok menandaskan “Moving” juga punya arti bahwa hidup ini harus terus bergerak untuk menuju yang lebih baik. “Semoga pameranku ini bermanfaat dan bisa mewarnai khasanah dunia seni lukis Kota Semarang khususnya dan Indonesia umumnya,” imbuh Yoyok.
Sejak Agustus 2021 Yoyok bergabung dengan Kelompok 5 Rupa Semarang. Yoyok yang pendiam lebih banyak bicara dengan “bahasa gambar” mengaku merasa nyaman bergabung dengan Kelompok 5 Rupa. Yoyok yang juga dikenal sebagai Pesketsa handal dan cepat ini kini bermukim di Perum Dinar Asri Blok T3 No,5 Tembalang, Semarang. Bisa dihubungi lewat laman FB Yoyok Barokalloh. (Christian Saputro)
Jejak Yoyok Barokalloh di Panggung Seni Rupa
– Pameran bersama Remaja KSSS di Semarang tahun 1988.
– Pameran bersama dengan Sanggar Sumpah Perupa di Yogyakarta tahun 2005.
– Berpartisiasi membuka stand lukisan di acara FKY (Festival Kesenian Yogyakarta) dari tahun 2008 hingga ahun 2016.
– Mengikuti PSLI (Pasar Seni Lukis Indonesia) di Surabaya tahun 2009 s/d 2012.
– Membuka Stand Lukisan di Sekaten Solo tahun 2012 s/d2016,
– Pameran bersama Sanggar Raden Saleh di Out de Trap Semarang tahun 2013,
– Pameran bersama Sanggar Raden Saleh di Taman Budaya Jawa Tengah tahun 2015,
– Membuka stand lukis di acara Grebeg Besar di Demak tahun 2015 s/d2018
– Pameran bersama dengan pelukis pelukis Karawang tahun 2018.,
– Pameran bersama di Hotel Gets Semarang tahun 2018
– Pameran bersama di Hotel Daffam Semarang tahun 2018
– Pameran Srawung Seni di Boyolali tahun 2019, Pameran Raiku di Taman Budaya Yogyakarta tahun 2019, Pameran JogJak di Taman Budaya Yogyakarta tahun 2018,
– Pameran Eduart Forum di Taman Budaya Yogyakarta tahun 2018
– Pameran bersama di Purwakarta tahun 2019.
– Pameran Gelar Jagat di Wonosobo tahun 2018.
– Pameran Obah Owah di Yogyakarta tahun 2020.
– Bersama Komunitas Nyala Rupa di Semarang tahun 2021,
– Pameran bersama di café Resonate Semarang tahun 2021.,
– Pameran bersama Kelompok 5 Rupa di Café Petualang tahun 2021.
– Pameran bersama Kelompok 5 Rupa di Café Bu Atiek Semarang tahun 2021.
– Pameran bersama Kelompok 5 Rupa di Hotel Atria Magelang tahun 2021.
– Pameran bersama Kelompok 5 Rupa Galery Besaran Solo tahun 2021.
– Pameran bersama Kelompok 5 Rupa di Gedung Creative HUB Semarang tahun 2021.
– Pameran bersama Kelompok 5 Rupa di Hotel Aruss Semarang, 2022. (Christian Saputro)




