Sumaterapost.co, Ogan Ilir – Oknum Kades di Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir, tepatnya desa Tanjung Agas diduga bersikap arogansi terhadap wartawan wideazone yang hendak konfirmasi terkait proyek Pamsimas.
Kejadian bermula, saat wartawan wideazone tersebut datang bersama rekan media koransinarpagi menemui Kades Tanjung Agas Nuhan di kediamannya guna menanyakan perihal bangunan Pamsimas di desanya ini tak terlihat papan proyek (informasi) seperti di desa lainnya.
“Pak Kades, kenapa bangunan pansimas di sini tak ada papan proyeknya seperti yang saya lihat di desa lain. Apa memang begitu peraturannya” ujar Rosita Dewi.
Menurut Rosita Dewi, sejak awal kedatangannya bersama Heri rekan sesama media sekaligus suaminya tersebut disambut dengan sinis oleh sang Kades Nuhan. Belum sempat bertanya lebih jauh, sang Kades langsung marah-marah hingga mengeluarkan kata-kata pedas dan kasar bernada tinggi.
“Sering nian kamu ini datang ke sini dan ngawasi bangunan pamsimas itu. Kalau kamu mau tahu, tanya langsung saja dengan Fidel, dia tahu semuanya. Padahal kita sering ketemu di kantor Camat dan sudah baik lama, minta saja uang, tak perlu mencari- cari kesalahan. Kalau bukan wanita sudah lain cara saya”, kata Nurhan dengan nada tinggi sembari masuk ke dalam rumah.
Masih kata Rosita, setelah itu dirinya pergi meninggalkan rumah Kades. Saat ia ingin meninjau bangunan Pamsimas dan memeriksa papan nama proyek yang menurut Nuhan ada tapi tak nampak. Seketika itu saya sempat mendapat ancaman dari sang Kades tersebut.
“Saya diancam, awas saja kalau ini sampai diberitakan, kamu harus tanggung jawab”, kata Kades sembari menunjukkan jari tangannya ke arah wartawan wideazone.
Merasa tak senang atas ulah oknum Kades Tanjung Agas yang diduga telah meremehkan dirinya sebagai wanita dan dinilai menghalangi-halangi tugasnya sebagai wartawati membuat Rosita Dewi angkat bicara terkait tuduhannya bahwa kedatangannya bersama Heri tidak lain untuk meminta uang.
“Saya merasa tidak senang atas perlakuan dan ucapan yang dilontarkan oleh sang Kades Nuhan yang menyebut kami ini datang hanya untuk minta uang. Sebagai wartawan wanita saya merasa direndahkan dan saya tidak terima”, bebernya.
Terpisah, sementara Fidel yang juga wartawan ini saat dikonfirmasi di rumahnya terkait pernyataan Nuhan yang mengatakan bahwa tanyakan saja pada Fidel, dia tahu semuanya tentang Pamsimas di desanya. Fidel membantah apa yang dikatakan sang Kades.
“Ya, memang benar saya pernah ke desa itu tapi kedatangannya untuk menawarkan iklan dan publikasi. Saya tidak tahu masalah Pamsimasnya dan bingung mengapa Kades berkata begitu”, terang Fidel di rumahnya, Senin (9/8) sore.
Mendapati rekannya diperlakukan seperti itu sontak saja Fidel langsung mengkonfirmasi Kades Tanjung Agas via telepon selulernya. Melalui sambungan teleponnya, Nuhan mengaku bahwa dirinya merasa kesal lantaran mereka yang datang tuk kedua kalinya ini terus menanyakan hal tersebut berulang-ulang dan saat konfirmasi namun seperti mengintrogasi.
“Jadi, si Rosita itu datang dengan Heri suaminya dan langsung nanya papan proyek. Dulu ada tapi tak tahu sekarang masih ada atau sudah dibuang warga. Tanya saja dengan Fidel, dia tahu. Mereka itu datang seperti orang yang mau memeriksa, bukan KPK kamu tuh. Wartawan baru macam kamu nih, belajarlah dulu”, ujarnya seraya menyindir.
Heri, rekan seprofesi sekaligus suaminya membenarkan kejadian tersebut. Sebagai wartawan senior, Heri sangat menyayangkan sikap arogan dan tutur kata yang tak pantas disertai pengancaman yang dilakukan oleh oknum Kades Tanjung Agas kepada wartawan muda dan seorang wanita. Diakui Heri, memang mereka datang 2 kali. Saat pagi Kades tersebut tidak ada di tempat. Dan kali kedua, sore hari kami datang lagi ke rumahnya, beliau ada dan terjadilah peristiwa tersebut.
“Ketika di rumah, istri saya (Rosita) sampai menangis tersedu-sedu teringat perkataan dan ancaman sang Kades tersebut. Seharusnya sebagai Kades, Nuhan tidak bersikap demikian, kalaupun tak bersedia dikonfirmasi, beliau bisa menolak dengan cara baik, tidak dengan kasar apalagi terhadap wanita”, katanya. (Tim F’R)