Kota Tapis Berseri Jadi Saksi Aku Berkompetensi

Sumaterapost.co – Jauh dari ujung pulau Sumatera yang memisahkan Jawa melalui Selat Sunda, lelaki paruh baya memberanikan diri menuju kompetensi menyambangi Provinsi untuk berlaga di PWI.

Dari munculnya sang surya, Ia sudah berdiri dan menunggu sembari mengerutkan alis di gedung kebanggaan para Jurnalis.

Hanya bermodalkan nekat tanpa titipan serta pegangan, dihiasi senyuman di depan lawan maupun kawan. Mengharap belas kasih dari penguji seraya menyelesaikan materi.

Otak bak dengkul yang telah tumpul kembali diasah agar menyimpul, selalu mengingat bahan hapalan demi mencapai gaung kelulusan.

Beribu beban serta tanggung jawab tersimpan, ketika bertemu dengan pemilik koran.

“Ikut ujian juga ri, mudah-mudahan lulus ya” ujar Elkana seraya menyapaku ringan, Jumat, (25/08/23).

Paruh baya lulusan MUDA, melaju bertempur ke Jenjang MADYA, dengan asa meraih bahagia untuk tujuan akhir menggapai UTAMA.

Bermodal berani dan percaya diri, tergerus badai hari pertama di depan penguji bang Yadi. Bertempur dengan teman yang berjaya ditiga kerajaan, termasuk daerah asalku Lampung Selatan.

Tak ada kata menyerah dalam berjuang meskipun tahu sulit akan menang, mengingat lawan maupun kawan memiliki banyak kemampuan.

“Ujian di kelasmu ini diikuti langsung oleh 3 Ketua PWI dari Kabupaten yang ada di Lampung” kata seorang kawan menegaskan.

Risau, bimbang, takut, dan ragu menjadi satu dalam qolbu saat menunggu keputusan itu. Terus membaca seraya menghafal berharap hari kedua menjadi modal.

Gelisah selalu menghantui ketika penguji menghampiri dalam koreksi. Keputusasaan terasa ada di nadi menjadi teman dekat dalam mimpi.

Berkecamuk jiwa melihat keluarga didalam gambar dunia maya ketika bertatap muka untuk menyapa.

“Ayah lagi apa? Minep di hotel ya? udah selesai belum ujiannya, nanti ayah lulus ya, kita makan dan beliin aku jajan ya” pinta Arya yang masih duduk dibangku TK dalam video call WhatsApp Nya, Sabtu malam, (26/08/23).

Perlahan risau mulai terobati ketika Arya mulai bercanda didampingi sang adik Jasmin Putri Nur Zahra yang polos dan ceria tanpa tahu kejamnya dunia.

Badan mulai terasa ringkih saat dini hari, berbagai penyakit datang akibat jiwa tak merasa tenang. Sepertiga malam ia berdoa, dengan sujud kepada Tuhan memohon pencerahan.

Tak ada bunyi ayam berkokok sebagai pertanda hari kedua tiba, namun sang surya kembali memancarkan cahaya ditengah megahnya kota. Ia bergegas rapikan diri kembali berpakaian bagaikan seorang salesman.

Ia kembali ke gedung itu, tempat dimana mengadu ilmu untuk menyelesaikan Misi menuju Visi sembari kerjakan materi dari bang Yadi.

Keadaan tegang seperti hari sebelumnya makin bertambah dan meluas seperti hutan rimba yang penuh dengan binatang buas, mengingat hari itu menjadi penentu.

Usai ujian semua dikumpulkan menuju pengumuman, bagaikan rombongan resident agar dinyatakan bagian lembaga independen.

Akhir dengan perjuangan seadanya, Ia diakui menjadi bagian dalam lembaga yang berfungsi mengembangkan serta melindungi kehidupan pers Indonesia.

Rasa sedih dan bangga menjadi satu atas pengumuman itu, dalam hati ia bergumam “akhirnya di desaku ada juga tingkat Madya” Perasaan kagum juga terpancar dari matanya.

Dirinya juga merasa haru karena dengan adanya pengumuman itu, di wilayahnya sudah bertambah para pejuang jendela dunia tingkat Muda, Madya, dan Utama.

Bersama rombongan Ia meninggalkan kota Tapis Berseri, dan kembali ke kampung halaman yang masih asri. Sepanjang perjalanan ada keinginan dalam batin untuk menjerit lantang sebagai ungkapan rasa puas dan senang.

Didalam benak terus berfikir luas agar seperti panutan untuk tetap Gegas dan Lugas. Alam bawah sadar terus bergejolak memikirkan banyak sekali pesan dan saran yang akan menjadi perbaikan, ramainya tantangan yang dihadapi untuk terus mengemban profesi seorang wartawan.

“Senior…!!! akhirnya kita sudah setara, aku titipkan salam meskipun kini kita sudah berbeda alam” ucapnya seraya bergumam.

Akhir cerita, Ia mengucapkan syukur kepada Yang Maha Kuasa serta terimakasih terhadap semua yang sudah ikut serta membantu menyelesaikan ujian dari lembaga pewarta.

“Saya ucapkan terimakasih kepada semuanya, mulai dari keluarga, PWI, penguji, pimpinan, senior, junior serta teman baik dari kampung halaman maupun yang bertemu dalam pertempuran” bebernya.

“Saya juga ucapkan terimakasih kepada semua narasumber dan donatur, semoga kita semua selalu rendah diri sebagai hamba sahaya dan selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa” tutupnya.

Penulis : Farihan SH

Tulisan ini sebagai ungkapan syukur atas kelulusan tingkat Madya dalam Uji Kompetensi Wartawan Dewan Pers yang diselenggarakan oleh PWI Provinsi Lampung.